Kamis, April 29, 2010

Masuk Surga Bareng Kak!


Suatu malam Kak Fara dan Dek Fira ngobrol :

Fara bilang "De kalau aku dah kelas 3 SD kamu kan masih kelas 1!"

"Aku dah kelas 6 SD kamu baru kelas 4".

"Aku SMP, kamu masih SD".

"Aku SMA, kamu baru SMP".

"Aku kuliah, kamu baru SMA".

"Aku dah kerja, kamu masih kuliah".

"Aku MATI, kamu baru kerja".

"Kamu mati, aku masuk SURGA!"

Dedek : "Duh kak, Aku mau masuk surga juga, BARENG!"

Kakak: "Nda bisa! Kamu kan matinya BELAKANGAN!"

Dedek: ?????? (Meringis bingung doang)

Kamis, April 08, 2010

Your Status-Comments = Your Personality ?

Yah… ngeluh lagi ngeluh lagi ?! (apa tidak pernah bersyukur ya orang ini) … Wah senang sekali dipromosiin! (Alhamdulillah ikut happy bacanya) …. Lho kok bahasanya kasar sekali ya kalau tidak suka sama orang? (jangan-jangan kalau dia tidak suka sama aku, kayak gitu juga ya? hehehe) …. Dst dst dst…..

Begitulah kira-kira frens, setiap aku baca status or komentar teman2 di Facebook…

Ada yang ternyata senangnya komentar2 jorok
Ada yang senangnya diperhatiin dengan hanya menulis kehebatannya
Ada yang gerutu melulu, merasa orang-orang di sekitarnya salah
Ada yang terlalu serius kalau kasih komentar, atau bahkan nda bisa diajak serius...
Ada yang demennya makan…. (hehehe…. Ini aku yah?) ;)
Ada yang menjadikannya sebagai ajang pembelaan diri dengan mengharapkan dukungan dari 'teman-teman'. Lucunya lagi, kadang karena yang bersangkutan adalah teman kita, kita membelanya dengan memberi komentar membabi buta, tanpa mencari tahu dulu benar tidaknya berita itu...
Dan.........yang sangat mengangetkan :
Ada ‘banyak’ anak durhaka yang terang-terangan menulis di status umpatan kepada orang tuanya, karena kecewa pendapatnya berbeda dengan pendapat anak jaman sekarang… Dan edannya lagi, anak tersebut semakin ‘puas’ atau ‘senang’ karena didukung oleh teman-teman seusianya yang mengomentarinya tanpa melihat titik permasalahannya…. na'udzubillahi min dzalik...

Well frens, kalau kita amati, memang sih, tidak 100% gambaran tersebut akurat benar adanya….

Tapi coba deh amati selama beberapa bulan, perhatikan caranya mengungkapkan kata-kata, baik di status atau komentar…., coba bayangkan situasi dan kondisi teman kita saat menulis status/komentar itu…. Percaya tak percaya … hasil pengamatan kita selama berbulan-bulan menghasilkan gambaran personality si penulis….

Ingat ya... pengamatan berbulan-bulan.... Jadi... bukan berarti kita tidak boleh mengeluh, sedih, kecewa dst.... Tetap boleh kalau memang kondisinya seperti itu... HIdup kan selalu berputar, ada senang, iseng, serius, sedih, dst dst....
Tapi, kalau selama berbulan-bulan ngeluh or marah terus.... Nah itu yang mesti jadi pertanyaan.... iya nda?

Eits …….yang nda setuju jangan protes dulu….

Aku sadar, pasti ada yang berpendapat, Facebook kan dunia maya, banyak juga yang di Facebook itu manusia-manusia palsu, alias menulis seolah-olah dia agamis, sabar, perhatian dan lain-lain. Nah, untuk manusia palsu seperti ini, aku tidak mau mempermasalahkannya. Anggap saja, ini salah satu penyimpangan dari judul di atas… di ilmu statistik kan juga ada ya…. Setiap kejadian pasti ada probabilita penyimpangannya…

Sekarang… terlepas dari semua kondisi di atas, coba deh kita amati tulisan-tulisan kita di FB…

Coba teman-teman tempatkan diri teman-teman sebagai pembaca status kita..
Kira-kira yang kita tulis itu bisa menimbulkan salah persepsi tidak ya bagi pembaca?

Ingat lho…. Bahasa tulisan itu beda dengan bahasa lisan… apa yang kita tulis kadang dapat diartikan berbeda karena tidak ada penekanannya (kecuali kita tambahkan ikon emosi)….


==========

Lalu apa manfaatnya sih, dari membaca dan menulis berbagi status dan komentar itu?

Ternyata frens, kita dapat mempelajari berbagai sifat manusia, dan menimbang-nimbang, kira-kira kita masuk ke kategori yang mana ya? yang menyenangkan, membosankan, menyebalkan atau yang dst dst....???

So, agar kita termasuk kategori manusia yang menyenangkan serta bermanfaat sebaiknya sebelum menuliskan kata-kata, kita HARUS benar-benar memikirkannya secara matang, antara lain :
  • apa sih tujuan kita menulis
  • apa sih manfaat tulisan kita buat orang lain
  • dan kemudian kita amati apakah cara kita menyampaikannya itu menggambarkan sifat ‘buruk’ pada diri kita ?. Apabila "ya", berarti kita harus sadar bahwa ada sesuatu pada diri kita yang harus segera diperbaiki…

Terakhir :
sebagai teman yang baik...jangan lupa ya…. komentari tulisan atau tanggapan teman kita, karena mungkin teman kita tersebut ingin mendapat response dari kita atas jempol atau komentarnya…
So sempatkanlah meresponnya walaupun itu hanya secuil kata ‘thanks’….karena
Kecil katanya tapi BESAR maknanya…..

Insya Allah semakin bijak menulis status dan komentar, semakin dekat diri kita kepada keimanan...

Aku mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini. Tidak ada maksud memojokkan siapapun, tapi inilah kacamata seorang pembaca status/komentar yang hanya ingin mengajak teman sekalian intropeksi diri dan berbagi artinya hikmah kehidupan…


Selamat berfacebook ria my dear frens……..

================

Untuk yang muslim/ah, berikut aku tambahkan sedikit pegangan dari Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman
janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim (Al Hujuraat 49:11)

Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang
(Al Hujuraat 49:12)

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela (Al Humazah 104:1)