Rabu, Maret 23, 2011

Aku Ingin Cantik!

Ya Allah, .... aku ketemu sama dia pas nda pake make-up, iiih ternyata serem banget deh! Jelek…. Tua…

Begitu kira-kira kalimat yang terngiang di telinga ketika mendengar ceramah pagi Ustd. Yusuf Mansur yang khusus membahas mengenai kecantikan….

Pagi ini memang ceramah sangat menarik (buat wanita), karena menghadirkan dokter kulit wanita yang berusia di atas 50 tahun namun tetap terlihat cantik berseri bagaikan masih tiga puluh tahunan…

Berikut beberapa rahasia kecantikan yang diberikan oleh dokter kulit dan kelamin perempuan tersebut

Beliau bercerita, ketika seorang pasien datang berobat dan ingin terlihat cantik, di tempat prakteknya dia balik bertanya “Ibu ingin cantik untuk siapa?”…. kalau untuk suami, tentu saat bangun tidurlah yang harus terlihat cantik. Bukankah kita setiap hari bangun dengan suami di ranjang yang sama? Oleh karena itu cantik di saat itulah cantik yang utama… yaitu cantik tanpa riasan make-up…

So Bagaimana caranya? Rawatlah kulit dengan perbanyak sholat, dimana tentu kita harus berwudhu… insya Allah apabila wajah sering disiram dengan air wudhu maka kulit akan menjadi bersih dan bersinar. Apalagi bila ditambah dengan sholat-sholat sunnah lainnya, tentu akan semakin sering terkena air wudhu….

Lain waktu ketika seorang pasien ingin merubah wajahnya, misal memancungkan hidung, beliau menasehati… mengapa harus dirubah? Bukankah tubuh ini sudah dibentuk oleh desainer terbaik yaitu Allah SWT? Pesek menurut kita, tapi pasti tidak jelek menurut Allah karena Allah sudah mendesain yang terbaik untuk kita… Ingat ya Frens, bahwa Allah tidak akan menguji hambaNya di luar kemampuannya! Kita saja yang kadang merasa sengsara (karena mengikuti hawa nafsu).....

Selama ini kita memang terlalu sibuk dengan cantik menurut manusia, bukan cantik menurut Allah. Ingatlah, bahwa tubuh ini titipan Allah yang harus kita kembalikan kepadaNya sebagai mana Allah titipkan.

Bagaimana jawab kita nantinya ketika wafat dan ditanya “Mana yang dulu saya titipkan? Apakah dirawat dengan baik? Mengapa dirubah?” hiiii…… serem ya…. Tentu kita akan sangat menyesal melakukan perubahan itu semua di dunia ini....

Beliau juga berpesan, cantik itu tidak hanya cukup dari luar saja. Perbanyaklah senyum, karena senyum adalah ibadah, senyumlah yang ikhlas agar keluar Inner beauty kita.

Allah itu memberi segala sesuatu dengan kekurangan dan kelebihannya.Coba kita lihat bahaya matahari terhadap kulit manusia. Memang sinar matahari dapat merusak kulit kita, tapi ia juga sangat dibutuhkan oleh kita untuk regenerasi kulit. Usahakanlah sebelum jam 8 pagi, kita berolahraga atau terkena sinar matahari, karena saat itulah sinar matahari membantu pembentukan dinding dan pigment kulit… Subhanallah!

Selain itu, perbanyak juga makan sayur dan buah, dimana serat serat tersebut akan membersihkan kulit kita dari kotoran...

So frens, mari kita perbaiki niat dalam diri kita…. Untuk siapakah kita cantik? Untuk ibadah atau untuk berbangga-bangga? Tubuh kitalah yang akan menjawab nantinya…..

Ingin lebih mencari kecantikan lahiriah melalui pendekatan spiritual, coba deh baca buka Astrid Ivoberjudul Cantik Sepanjang Usia..... buku panduan kecantikan yang selayaknya dimiliki para muslimah... Walaupun telah mempunyai 3 anak remaja, ibu berusia di kepala empat ini tetap terlihat seperti gadis remaja....

Kamis, Maret 17, 2011

Diet Kok Gagal Terus?

Banyak yang bertanya-tanya pada diriku sejak berhasil menurunkan berat badan 18 kilo (dari 76 kilo menjadi 58 kilo) dalam waktu satu tahun…. Bukan suatu jawaban yang dengan mudah dijawab apalagi dibayangkan akan berhasil dalam sekejap!

Butuh penjelasan mendalam dan pemahaman diri akan arti dari diet itu sendiri.

Terus terang sejak gadis saya sudah mencoba bermacam macam diet, yang hasilnya adalah diet Yo-Yo, sebentar naik, sebentar turun….

Nah, ternyata keberhasilan saya di tahun 2009-2010 itu bukan terletak pada kebiasaan makan saya tetapi pada beberapa point penting dalam hidup saya, cara berpikir dan ketaqwaan :

1. TURNING POINT

Sejak merawat almarhumah mama yang sakit parah hingga wafat, pikiran saya terus berkecamuk, apakah saya juga akan mengalami hal seperti ini? Karena saya itu bisa dibilang pemakan segala (inget game Prehistoric? Ya kayak gitu deh).

Keju batangan bisa saya lahap mentah-mentah tanpa apa-apa, es teh manis atau teh botol bisa langsung nenggak beberapa gelas/botol, burger? Kalau bisa bukan Big Mac tapi Mega Mac, itu lho yang daging, roti ama keju bertumpuk tumpuk ampe seperti gedung bertingkat… dan masih banyak lagi keedanan lainnya…..

Melihat kondisi mama yang juga hobby makan seperti saya, menghasilkan suatu turning point pada diri saya…. Saya harus BERUBAH!... saya harus sehat dan mulailah saya menghitung-hitung kalori yang saya makan.

Jujur saja, kalau mau kita hitung, tubuh saya itu paling hanya butuh 2000-an kalori sehari, tapi kalau mau dihitung lagi…sekali duduk saja saya bisa melahap sampai dengan 1000 kalori….

2. MEMERANGI HAWA NAFSU

Kemudian, saya coba perhatikan cara makan suami yang sangat terjaga. Apabila saya menyediakan makanan kecil, ia akan memutuskan apakah makan snack atau makan makanan utama saja…. Coba kalau saya, dua-duanya saya lahap… Mengapa? Karena saya TIDAK MAMPU MELAWAN HAWA NAFSU….

Sadar atau tidak ternyata kebiasaan suami menahan hawa nafsu tersebut berbuah kesabaran pada diri suami, sementara pada diri saya? Mudah hilang kesabaran….

Kita terlalu sering sebelum mengambil makanan tidak berpikir apakah makanan itu dibutuhkan tubuh kita atau tidak?, kita hanya menurutkan hawa nafsu…..

Makanan sebanyak itu sebenarnya hanya PEMUASAN HAWA NAFSU…. Buntutnya?... kita terlahir sebagai orang-orang yang haus akan nafsu…menurutkan hawa nafsu dalam segala hal.

So, saya (mulai) belajar menimbang-nimbang ketika mengambil makanan…. Misalnya, Gorengan atau buah? (anda insya Allah sudah tau jawabannya)…

Selain itu, jujur saja suami saya paling anti pergi ke rumah makan All You Can Eat… kenapa? Karena disitu menurutnya tempat menurutkan nafsu syetan…. Bukankah lebih arif membayar secukupnya dan makan sebutuh kebutuhan kita?

Al A’raf : 31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

3. TUBUH AMANAH ALLAH SWT

Ketika saya overweight, saya mengalami banyak kesulitan, nafas tersengal-sengal ketika naik tangga, sepatu high heels saya, saya kandangkan karena tumit saya sakit sekali, dan mata saya sering hampir keluar ketika melihat hasil medical check-up saya…..

Kalau begini efek hobby makan saya yang gila-gilaan, tentu penyakit akan gampang mampir di tubuh ini….. Saya pun tersadar dan mulai kembali berolahraga (hobby yang sudah lamaaaaa saya tinggalkan)…. Bulu tangkis, bowling, jogging kembali digiatkan….

Saya teringat bahwa tubuh ini adalah AMANAH dari Allah…. Kita tidak selayaknya dzalim terhadap tubuh ini….

Hasilnya?.... setahun kemudian medical check up saya bersih!... Alhamdulillah……..

So frens, kalau ditanya keberhasilan diet? Jawaban-jawaban ini yang selayaknya saya ajukan pertama kali dulu, RUBAH MINDSET KITA…. Sebelum menjelaskan tata cara makan, olah raga dan lainnya yang seabrek-abrek…..

Oh ya, namun jangan berharap Ajal tidak akan menjemput kita walau kita hidup sehat…. Karena sesungguhnya Ajal itu Allah yang mengetahui waktunya, Cara kita Sehat atau Sakit itulah yang membuat Mati kita berbeda!

Well Frens, Kalau mindset kita telah berubah, insya Allah cara makan yang bijak akan membawa perubahan besar pada diri kita….. Good Luck!!!!

Note: Saya masih jauh dari sempurna…. Masih sering Curang kalau Makan!!!!! Masih suka wisata kuliner (kalo ini ada tips and tricknya lho)..... hehehehe

Jumat, Maret 11, 2011

Sebelum Ajal Menjemput

Sebagai orang yang senang bepergian, entah mengapa, ketika harus bepergian dengan pesawat, terutama saat take-off dan landing, saya selalu berdoa dengan berlebihan......Terbayang di pelupuk mata ini, peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat yang mengerikan, dengan para penumpang dan awak pesawat yang jarang dapat diselamatkan.

Namun ketika saya bepergian dengan mobil, bis, kapal ataupun kereta api, saya hanya berdoa seperlunya dengan doa-doa standard. Mengapa begitu? karena saya merasa masih berpijak di muka bumi, sehingga apabila terjadi kecelakaanpun kemungkinan diselamatkan masih memiliki probabilita yang lebih besar dibandingkan kecelakaan di atas langit sana....

------

Tanpa disengaja, suatu saat saya teringat akan suatu ketetapan Allah SWT bahwa Ajal itu digenggamanNya... kita tidak dapat memundurkannya atau bersembunyi darinya walaupun di dalam benteng yang sangat kokoh...

Saya pun tersadar, mengapa saya harus berlebihan? Bukankah seandainya saat ini apabila saya tidak sedang naik pesawat, saya pun akan wafat ketika kontrak saya di dunia ini sudah habis?

Mengapa saya harus takut?

Seharusnya saya takut karena saat Ajal menjemput saya belum banyak berbuat baik di dunia ini...

Selayaknya saya takut bukan dengan kematian itu sendiri tapi takut dengan cara saya mati, akankah saya mati dalam keadaan baik atau dalam keadaan buruk???

------------

Ternyata apa yang saya alami tersebut, mengingatkan saya akan sesuatu hal yang selayaknya tidak kita lakukan....

Ingat tidak frens, kadang kala ketika kita mendapati berita kematian, kita sering berucap...

"Coba tadi dia tidak jadi pergi....."

"Duh seandainya lebih cepat dibawa ke Rumah Sakit....."

"Wah ....Mestinya tadi dia jangan melamun...."

dan berbagai pengandaian lainnya....

Sebenarnya frens, apa yang telah kita ucapkan itu, tanpa kita sadari merupakan suatu penolakan terhadap kehendak Allah!... Ingatlah, bahwa Ajal itu merupakan suatu ketetapan....

Apa yang sepatutnya kita pikirkan adalah Bagaimana seseorang itu dapat wafat dalam keadaan baik....

Oleh karena itu Frens, marilah mulai saat ini kita tidak berandai-andai bagaimana seseorang dapat menghindari Ajal, tetapi marilah kita mulai belajar melihat bagaimana seseorang itu wafat, apakah dalam keadaan khusnul khotimah atau su'ul khotimah agar dapat menjadi peringatan bagi diri kita........

-----------

Berikut penjelasan lengkap mengenail Ajal yang dikutip dari website Erasmuslim, Antara Rezeki, Jodoh dan Ajal Senin, 29/11/2010 13:37 WIB

Dari sini ajal al-insân (ajal manusia) adalah akhir kehidupan seseorang atau habisnya umur seseorang. Artinya, saat ajal seseorang itu tiba, saat itu pulalah kematian datang menjemputnya.

Di dalam al-Quran kata ajal dan bentukannya disebutkan sekitar 55 kali. Di antaranya

dalam arti jangka waktu (misal: QS al-Baqarah [2]: 231, 232, 234, 235; al-A’raf [7]: 135); umur (misal; QS al-A’raf [7]: 34; Yunus [10]: 11, 49); akhir umur/akhir kehidupan (misal: QS an-Nahl [16]: 61; Fathir [35]: 45).

Sebab Kematian: Berakhirnya Ajal

Ayat al-Quran yang qath’i tsubut dan qath’i dilalah menyatakan secara pasti bahwa Allah SWT sajalah Zat Yang menghidupkan dan mematikan. Allah SWT berfirman:

وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ

Allah menghidupkan dan mematikan (QS. Ali Imran [3]: 156).

Al-Quran juga menegaskan hal ini pada banyak ayat lainnya (lihat QS. al-Baqarah [2]: 73, at-Tawbah [9]: 116, Yunus [10]: 56, al-Hajj [22]: 6, al-Mu’minun [23]: 80, al-Hadid [57]: 2).

Allah SWT telah menetapkan ajal bagi tiap-tiap umat maupun individu. Kematian, yaitu datangnya ajal, telah ditentukan waktunya sebagai suatu ketetapan dari Allah yang tidak bisa dimajukan maupun dimundurkan. Allah SWT berfirman:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (QS. Ali Imran [3]: 145).

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ

Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula dapat memundurkannya (QS. al-Hijr [15]: 5; al-Mu’minun [23]: 43)

Pernyataan senada antara lain terdapat dalam QS. Yunus [10]: 49; an-Nahl [16]: 61 dan QS al-Munafiqun [63]: 11. Jadi, habisnya ajal atau datangnya kematian adalah sesuatu yang pasti (QS al-‘Ankabut [29]: 5). Karena kematian adalah pasti datangnya maka manusia tidak akan bisa lari menghindar darinya. Allah SWT menegaskan:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya tetp akan menemui kalian.” (QS. al-Jumu’ah [62]: 8).

Allah SWT juga menegaskan:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

Di mana saja kalian berada, kematian akan menjumpai kalian kendati kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. an-Nisa’ [4]: 78).

Ayat ini menegaskan, jika orang berupaya menghindar dari kematian—dengan jalan membentengi diri dari apa saja yang dia sangka menjadi sebab datangnya kematian seakan dia berlindung dalam benteng yang tinggi lagi sangat kokoh sekalipun—maka hal itu tidak akan bisa menghindarkannya dari kematian. Sebab, semua yang disangka sebagai sebab maut itu baik berupa sakit, perang, dsb, sejatinya bukanlah sebab maut. Semua itu hanyalah kondisi yang didalamnya kadang terjadi kematian, namun kadang juga tidak.