Rabu, November 02, 2011

Mengajarkan Cara Anak Belajar, BUKAN Menyuruh Belajar

Sudah menjadi hal yang lazim apabila mendekati ujian sekolah baik UTS, UAS dan UKK banyak orang tua yang senewen, bahkan anak-anaknya pun kadang banyak yang stress hingga jatuh sakit (mendadak) yang akhirnya sang anak malah tidak ikut ujian karena tidak bisa hadir.

Menilik dari kejadian-kejadian tersebut, ternyata sekarang ini banyak orang tua yang berorientasi pada hasil, bukan pada proses. Walaupun banyak yang memperhatikan proses belajar, namun kadang-kadang proses tersebut adalah sesuatu yang ‘dipaksakan’.

Anak-anak kita adalah bersih, suci, kosong ketika lahir. Kitalah yang membentuk mereka. Kitalah yang memprosesnya agar berhasil. Ketika mereka belajar di sekolah, mereka mengikuti apa yang diajarkan oleh bapak ibu guru di kelas. Lalu bagaimana ketika mereka pulang sekolah? Apakah mereka tahu cara mengulang atau mengevaluasi pelajaran-pelajaran tadi? Tentu tidak, atau susah bukan?

Nah, sebaiknyalah, kita sebagai orang tua mengajarkan kepada anak kita BAGAIMANA CARA BELAJAR YANG EFEKTIF sejak pertama kali mereka masuk sekolah dasar, agar kedepannya nanti, belajar adalah sesuatu hal yang mudah, menyenangkan dan bukan beban.

Lalu apa saja yang harus diperhatikan ketika membimbing anak-anak belajar?

1. Logis

Bahwa apapun yang anak-anak pelajari itu harus bisa dicerna secara logis (masuk akal) oleh mereka. Apakah itu matematika, IPS, IPA, Kewarganegaraan atau lain-lain. Jangan mengharapkan mereka untuk menghafal apabila mereka belum mengerti logika apa yang mereka hapalkan. Itu hanya akan membebani otak mereka. Teruslah berusaha menjelaskan kepada mereka logika pelajaran yang sedang mereka pelajari itu. Gunakanlah bahasa anak-anak yang mudah dicerna. Ingatlah, apabila mereka belum mendapat logika dari suatu pelajaran, sudah dapat dipastikan, berulang kali belajarpun tetap akan sulit bagi mereka.

2. Skematik

Buku pelajaran saat ini tebal-tebal, kadang-kadang hal ini membuat saya merinding. Mungkinkah anak saya berjam-jam hanya untuk menghapal 5 topik saja? Konyol sekali rasanya. Lalu bagaimana solusinya? Mudah, pelajarilah MIND MAPPING. Untuk yang belum tahu apa itu mind mapping, coba cari bukunya di Gramedia atau silakan browsing di internet. Intinya, mind mapping ini adalah suatu cara untuk mengajarkan anak-anak membuat konklusi atas apa yang mereka pelajari secara sistematik dalam bentuk peta bergambar seperti jaringan otak. Setiap topik bahasan akan digambarkan kedalam beberapa cabang secara sistematik. Persis seperti neuron (inti otak) dan sinapsnya. Apa kelebihannya? Selesai belajar anak tidak akan perlu membuka-buka lagi buku diktatnya, tetapi cukup melihatnya dalam semenit/dua menit. Tepat, akurat dan efektif!

3. Repetisi atau pengulangan

Baru-baru ini penulis menonton acara di National Geographic Channel mengenai kehebatan Otak Manusia. Di akhir acara dibuktikan bahwa orang-orang yang cerdas memanfaatkan otaknya untuk ‘melihat’ bukan ‘memperhatikan’.

Sudah bukan menjadi rahasia umum, bahwa sesuatu yang diulang-ulang (dilihat) itu akan mudah diingat. Maka ini berarti, ajarkanlah anak-anak belajar setiap hari!…. ya, setiap hari!…. Percayalah, dengan bantuan mind map yang setiap hari dibuka sebelum pelajaran hari esok dimulai, maka saat ujian, anak dapat dikatakan tidak perlu belajar keras. Mereka cukup mengulang dan mengkajinya saja.

Bahkan, waktu saya kuliah, saya tempel mind map saya di samping tempat tidur!… tiap sebelum tidur saya lihat (baca: bukan saya hapal), dan subhanallah, gambaran pelajaran itu otomatis nempel di otak…. Itulah hebatnya otak kita…

131950674596714107

4. Latihan

Apa-apa yang sudah dipelajari tidak akan terbukti apabila belum dicoba. Oleh karena itu rajin-rajinlah kita sebagai orang tua membekali mereka dengan bermacam-macam buku atau soal latihan. Biasakanlah mereka mengerjakan soal - soal latihan, agar ujian bagi mereka hanyalah suatu pengulangan

5. Terakhir yang sangat penting adalah, kompensasi

Bersikaplah rasional dalam membimbing anak belajar. JANGAN KAKU. Beri kelonggaran waktu bagi mereka, bagi waktu main, ibadah dan belajar secara seimbang. Apabila telah belajar, berilah reward dengan boleh mengerjakan apapun kesukaan mereka. Dengan begitu mereka dapat belajar tanggung jawab dan kita tidak melupakan jati diri mereka, bahwa mereka adalah ANAK-ANAK.

Senin, Mei 30, 2011

Kisah Sepapan Pete

Kalau kita bertanya kepada sebagaian besar wanita jaman sekarang, "supermarket atau pasar tradisionalkah pilihan anda?"
Tentu (saya yakin) sebagian besar akan memilih lebih menikmati berbelanja di supermarket karena kebersihan, kenyamannya.

Bagi saya pribadi, saya lebih mencintai berbelanja di pasar tradisional, selain murah, saya mendapati beberapa hikmah kehidupan di dalam pasar itu. Selain tentunya, kesempatan bersedekah buat para dhuafa yang tentunya tidak akan kita dapati di dalam sebuah supermarket.

Pagi ini saya masuk ke pasar lewat pintu belakang. Berjalan beberapa meter dekat pintu pasar, terdengar seorang ibu menawar sebuah pepaya. Kecil bentuknya hanya sebesar buah mangga.

"Berapa bu?", tanyanya.

"Sebentar saya timbang dulu ya," jawab di penjual.

"3.500 bu... " lanjutnya.

"Wah mahal sekali? dua ribu saja ya?" tawar pembeli itu.

"Tidak bisa lah bu, sekarang itu pepaya 5.000 sekilo...... Ya sudahlah, saya turunin 3.000 ya", jawab si ibu pedagang buah pepaya.

"Ya sudah saya ambil", jawab si ibu sambil menimang nimang pepaya yang disenanginya itu.

"Ini Bu uangnya".

"lho, kok 2.500, kan 3.000?"

"ah sudahlah Bu, 2.500 saja ya, kan kecil" jawabnya enteng sambil tersenyum menang....

Sang penjual kemudian, berucap kepadaku, "Ah biar sajalah, mungkin nanti rezeki dari pembeli lain"......

Subhanallah.... mana mungkin saya dapat menyaksikan drama kehidupan yang dapat mengajarkan saya ikhlas mencari rezeki, dan mengajarkan saya perbuatan yang perbuatan curang yang menyakiti hati orang lain di pasar modern?

Semakin ke dalam pasar semakin riuh suasananya....

Di salah satu penjaja sayur saya harus rela bersabar menunggu para ibu yang berebut dilayani.
Ada yang melempar pilihan sayurnya ke abang penjual agar segera ditimbang dan dihitung.
Adapula ibu ibu yang pasang suara dengan treble tinggi agar didengar si abang.

Sayapun harus bersabar menunggu mereka dilayani.
Saya pilih pilih saja beberapa sayur yang akan dibeli dan menaruhnya dekat ke sang penjual...

Sang pedagang pun hanya melihat sekilas dan bertanya, "Mana Bu?"
"Itu bang", jawab saya.
Tetapi si abangpun tidak menimbang sayur saya karena bombardir ibu ibu lain yang semakin hebat....

Selang tiga pembeli, si abang mengambil sayuran saya, menimbang dan menyebutkan jumlahnya.
Beberapa lembar uang pun berpindah ke tangan si pedagang.

Sembari mengembalikan Rp. 2.000 ke tangan saya, si abang memasukkan sepapan pete ke belanjaan saya.

"Lho bang, saya kan tidak beli pete", tanya saya heran

"Ah, tidak papa Bu, upah sabar menunggu!"...

Subhanallah, Alhamdulillah, AllahuAkbar..... indah sekali!
Sekali lagi, tidak mungkin saya mengalami interaksi seperti ini ini di supermarket...

Ternyata begitu banyak, interaksi yang dapat kita rasakan dan pelajari, apabila kita mau berbaur dengan umat Allah lainnya di tempat seperti ini.

=====

Terbayang di mata ini, bagaimana nantinya apabila kehidupan ini semakin modern, semakin maju, semakin praktis. dan manusia semakin bergerak begitu cepat dan dinamis.....
Masih adakah sepapan pete akan mampir ke belanjaanku?

Selasa, April 05, 2011

Jin itu Bernama Korslet

Malam semakin larut… hanya deritan ranting ranting kayu diterpa angin malam yang terdengar… Sebenarnya sebagai manusia yang agak penakut, aku tak akan mau berdiam diri terbangun mengamati semua itu, apabila bukan karena anakku Fira minta disusui.

Tapi malam ini, suasana agak beda, sebentar sebentar kudengar suara gemeletak di ujung halaman rumah dekat jendela kamarku. Seolah-olah ingin menambah ketakutanku yang sangat…. Aku semakin tidak nyaman dan hanya mampu menatap wajah mungil Fira yang asyik dalam dekapanku…

Waktu rasanya lama sekali berlalu, ketika tiba-tiba suara hentakan keras memukul jendela kamarku yang berwarna putih susu. Sekelebat kilatan putih sebesar tampah tampak menyala di kaca jendela kamar dengan suara gemeletak keras memukul kaca jendela. Jendela itu memang tidak kututup kordennya karena kamarku ada di lantai atas.

Astaghfirullah al'adziim… baru kali ini aku melihat hal seperti ini. Cahaya putih itu kemudian beberapa kali masih muncul dijendela dengan suara gemeletak seolah-olah mencoba masuk….

Cepat-cepat kurapihkan Fira untuk tidur kembali selesainya dia menyusu. Begitu pula diriku yang segera memeluk guling mencoba menghindar dari kilatan putih dan suara pukulan di jendela itu…

Saat pagi hari, kusegera menemui ibu mertua dan adik ipar yang tinggal bersebelahan dengan kami. Mereka kadang bisa melihat makhluk dari dunia lain dan cukup mengerti dengan kondisi seperti itu, hanya mereka tidak habis mengerti… apabila ada orang berniat jahat dan berusaha mengirim jin ke kami, mengapa warnanyaputih? Semestinya mereka bewarna hitam….

Pagi dan siang itu aku lewatkan waktu di kantor dengan berusaha menutupi kegalauan hati akan ‘kiriman’ jin tersebut.

Sore hari sepulang dari kantor, aku kaget, banyak warga berada dalam rumah kami… ada apa gerangan?

Mereka hanya berkata, “hati-hati… jangan mendekat… bahaya…” dengan tampang serius…

Akupun semakin takut, apakah jin tersebut telah berbuat ulah sehingga banyak warga yang terlihat serius dan takut?

Kuberanikan diriku ke belakang rumah untuk melihat seperti apa kiranya bentuk jin tersebut….

Ternyata,………. jin itu berbentuk panjang tinggi sekali seperti tiang listrik...

Percikan apinya melompat-lompat memukul-mukul jendela kamarku……

Ehm… dasar penakut… kirain ada yang kirim jin jahat, taunya tiang listrik korslet ... dasar si JIN KORSLET!!!!

Rabu, Maret 23, 2011

Aku Ingin Cantik!

Ya Allah, .... aku ketemu sama dia pas nda pake make-up, iiih ternyata serem banget deh! Jelek…. Tua…

Begitu kira-kira kalimat yang terngiang di telinga ketika mendengar ceramah pagi Ustd. Yusuf Mansur yang khusus membahas mengenai kecantikan….

Pagi ini memang ceramah sangat menarik (buat wanita), karena menghadirkan dokter kulit wanita yang berusia di atas 50 tahun namun tetap terlihat cantik berseri bagaikan masih tiga puluh tahunan…

Berikut beberapa rahasia kecantikan yang diberikan oleh dokter kulit dan kelamin perempuan tersebut

Beliau bercerita, ketika seorang pasien datang berobat dan ingin terlihat cantik, di tempat prakteknya dia balik bertanya “Ibu ingin cantik untuk siapa?”…. kalau untuk suami, tentu saat bangun tidurlah yang harus terlihat cantik. Bukankah kita setiap hari bangun dengan suami di ranjang yang sama? Oleh karena itu cantik di saat itulah cantik yang utama… yaitu cantik tanpa riasan make-up…

So Bagaimana caranya? Rawatlah kulit dengan perbanyak sholat, dimana tentu kita harus berwudhu… insya Allah apabila wajah sering disiram dengan air wudhu maka kulit akan menjadi bersih dan bersinar. Apalagi bila ditambah dengan sholat-sholat sunnah lainnya, tentu akan semakin sering terkena air wudhu….

Lain waktu ketika seorang pasien ingin merubah wajahnya, misal memancungkan hidung, beliau menasehati… mengapa harus dirubah? Bukankah tubuh ini sudah dibentuk oleh desainer terbaik yaitu Allah SWT? Pesek menurut kita, tapi pasti tidak jelek menurut Allah karena Allah sudah mendesain yang terbaik untuk kita… Ingat ya Frens, bahwa Allah tidak akan menguji hambaNya di luar kemampuannya! Kita saja yang kadang merasa sengsara (karena mengikuti hawa nafsu).....

Selama ini kita memang terlalu sibuk dengan cantik menurut manusia, bukan cantik menurut Allah. Ingatlah, bahwa tubuh ini titipan Allah yang harus kita kembalikan kepadaNya sebagai mana Allah titipkan.

Bagaimana jawab kita nantinya ketika wafat dan ditanya “Mana yang dulu saya titipkan? Apakah dirawat dengan baik? Mengapa dirubah?” hiiii…… serem ya…. Tentu kita akan sangat menyesal melakukan perubahan itu semua di dunia ini....

Beliau juga berpesan, cantik itu tidak hanya cukup dari luar saja. Perbanyaklah senyum, karena senyum adalah ibadah, senyumlah yang ikhlas agar keluar Inner beauty kita.

Allah itu memberi segala sesuatu dengan kekurangan dan kelebihannya.Coba kita lihat bahaya matahari terhadap kulit manusia. Memang sinar matahari dapat merusak kulit kita, tapi ia juga sangat dibutuhkan oleh kita untuk regenerasi kulit. Usahakanlah sebelum jam 8 pagi, kita berolahraga atau terkena sinar matahari, karena saat itulah sinar matahari membantu pembentukan dinding dan pigment kulit… Subhanallah!

Selain itu, perbanyak juga makan sayur dan buah, dimana serat serat tersebut akan membersihkan kulit kita dari kotoran...

So frens, mari kita perbaiki niat dalam diri kita…. Untuk siapakah kita cantik? Untuk ibadah atau untuk berbangga-bangga? Tubuh kitalah yang akan menjawab nantinya…..

Ingin lebih mencari kecantikan lahiriah melalui pendekatan spiritual, coba deh baca buka Astrid Ivoberjudul Cantik Sepanjang Usia..... buku panduan kecantikan yang selayaknya dimiliki para muslimah... Walaupun telah mempunyai 3 anak remaja, ibu berusia di kepala empat ini tetap terlihat seperti gadis remaja....

Kamis, Maret 17, 2011

Diet Kok Gagal Terus?

Banyak yang bertanya-tanya pada diriku sejak berhasil menurunkan berat badan 18 kilo (dari 76 kilo menjadi 58 kilo) dalam waktu satu tahun…. Bukan suatu jawaban yang dengan mudah dijawab apalagi dibayangkan akan berhasil dalam sekejap!

Butuh penjelasan mendalam dan pemahaman diri akan arti dari diet itu sendiri.

Terus terang sejak gadis saya sudah mencoba bermacam macam diet, yang hasilnya adalah diet Yo-Yo, sebentar naik, sebentar turun….

Nah, ternyata keberhasilan saya di tahun 2009-2010 itu bukan terletak pada kebiasaan makan saya tetapi pada beberapa point penting dalam hidup saya, cara berpikir dan ketaqwaan :

1. TURNING POINT

Sejak merawat almarhumah mama yang sakit parah hingga wafat, pikiran saya terus berkecamuk, apakah saya juga akan mengalami hal seperti ini? Karena saya itu bisa dibilang pemakan segala (inget game Prehistoric? Ya kayak gitu deh).

Keju batangan bisa saya lahap mentah-mentah tanpa apa-apa, es teh manis atau teh botol bisa langsung nenggak beberapa gelas/botol, burger? Kalau bisa bukan Big Mac tapi Mega Mac, itu lho yang daging, roti ama keju bertumpuk tumpuk ampe seperti gedung bertingkat… dan masih banyak lagi keedanan lainnya…..

Melihat kondisi mama yang juga hobby makan seperti saya, menghasilkan suatu turning point pada diri saya…. Saya harus BERUBAH!... saya harus sehat dan mulailah saya menghitung-hitung kalori yang saya makan.

Jujur saja, kalau mau kita hitung, tubuh saya itu paling hanya butuh 2000-an kalori sehari, tapi kalau mau dihitung lagi…sekali duduk saja saya bisa melahap sampai dengan 1000 kalori….

2. MEMERANGI HAWA NAFSU

Kemudian, saya coba perhatikan cara makan suami yang sangat terjaga. Apabila saya menyediakan makanan kecil, ia akan memutuskan apakah makan snack atau makan makanan utama saja…. Coba kalau saya, dua-duanya saya lahap… Mengapa? Karena saya TIDAK MAMPU MELAWAN HAWA NAFSU….

Sadar atau tidak ternyata kebiasaan suami menahan hawa nafsu tersebut berbuah kesabaran pada diri suami, sementara pada diri saya? Mudah hilang kesabaran….

Kita terlalu sering sebelum mengambil makanan tidak berpikir apakah makanan itu dibutuhkan tubuh kita atau tidak?, kita hanya menurutkan hawa nafsu…..

Makanan sebanyak itu sebenarnya hanya PEMUASAN HAWA NAFSU…. Buntutnya?... kita terlahir sebagai orang-orang yang haus akan nafsu…menurutkan hawa nafsu dalam segala hal.

So, saya (mulai) belajar menimbang-nimbang ketika mengambil makanan…. Misalnya, Gorengan atau buah? (anda insya Allah sudah tau jawabannya)…

Selain itu, jujur saja suami saya paling anti pergi ke rumah makan All You Can Eat… kenapa? Karena disitu menurutnya tempat menurutkan nafsu syetan…. Bukankah lebih arif membayar secukupnya dan makan sebutuh kebutuhan kita?

Al A’raf : 31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

3. TUBUH AMANAH ALLAH SWT

Ketika saya overweight, saya mengalami banyak kesulitan, nafas tersengal-sengal ketika naik tangga, sepatu high heels saya, saya kandangkan karena tumit saya sakit sekali, dan mata saya sering hampir keluar ketika melihat hasil medical check-up saya…..

Kalau begini efek hobby makan saya yang gila-gilaan, tentu penyakit akan gampang mampir di tubuh ini….. Saya pun tersadar dan mulai kembali berolahraga (hobby yang sudah lamaaaaa saya tinggalkan)…. Bulu tangkis, bowling, jogging kembali digiatkan….

Saya teringat bahwa tubuh ini adalah AMANAH dari Allah…. Kita tidak selayaknya dzalim terhadap tubuh ini….

Hasilnya?.... setahun kemudian medical check up saya bersih!... Alhamdulillah……..

So frens, kalau ditanya keberhasilan diet? Jawaban-jawaban ini yang selayaknya saya ajukan pertama kali dulu, RUBAH MINDSET KITA…. Sebelum menjelaskan tata cara makan, olah raga dan lainnya yang seabrek-abrek…..

Oh ya, namun jangan berharap Ajal tidak akan menjemput kita walau kita hidup sehat…. Karena sesungguhnya Ajal itu Allah yang mengetahui waktunya, Cara kita Sehat atau Sakit itulah yang membuat Mati kita berbeda!

Well Frens, Kalau mindset kita telah berubah, insya Allah cara makan yang bijak akan membawa perubahan besar pada diri kita….. Good Luck!!!!

Note: Saya masih jauh dari sempurna…. Masih sering Curang kalau Makan!!!!! Masih suka wisata kuliner (kalo ini ada tips and tricknya lho)..... hehehehe

Jumat, Maret 11, 2011

Sebelum Ajal Menjemput

Sebagai orang yang senang bepergian, entah mengapa, ketika harus bepergian dengan pesawat, terutama saat take-off dan landing, saya selalu berdoa dengan berlebihan......Terbayang di pelupuk mata ini, peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat yang mengerikan, dengan para penumpang dan awak pesawat yang jarang dapat diselamatkan.

Namun ketika saya bepergian dengan mobil, bis, kapal ataupun kereta api, saya hanya berdoa seperlunya dengan doa-doa standard. Mengapa begitu? karena saya merasa masih berpijak di muka bumi, sehingga apabila terjadi kecelakaanpun kemungkinan diselamatkan masih memiliki probabilita yang lebih besar dibandingkan kecelakaan di atas langit sana....

------

Tanpa disengaja, suatu saat saya teringat akan suatu ketetapan Allah SWT bahwa Ajal itu digenggamanNya... kita tidak dapat memundurkannya atau bersembunyi darinya walaupun di dalam benteng yang sangat kokoh...

Saya pun tersadar, mengapa saya harus berlebihan? Bukankah seandainya saat ini apabila saya tidak sedang naik pesawat, saya pun akan wafat ketika kontrak saya di dunia ini sudah habis?

Mengapa saya harus takut?

Seharusnya saya takut karena saat Ajal menjemput saya belum banyak berbuat baik di dunia ini...

Selayaknya saya takut bukan dengan kematian itu sendiri tapi takut dengan cara saya mati, akankah saya mati dalam keadaan baik atau dalam keadaan buruk???

------------

Ternyata apa yang saya alami tersebut, mengingatkan saya akan sesuatu hal yang selayaknya tidak kita lakukan....

Ingat tidak frens, kadang kala ketika kita mendapati berita kematian, kita sering berucap...

"Coba tadi dia tidak jadi pergi....."

"Duh seandainya lebih cepat dibawa ke Rumah Sakit....."

"Wah ....Mestinya tadi dia jangan melamun...."

dan berbagai pengandaian lainnya....

Sebenarnya frens, apa yang telah kita ucapkan itu, tanpa kita sadari merupakan suatu penolakan terhadap kehendak Allah!... Ingatlah, bahwa Ajal itu merupakan suatu ketetapan....

Apa yang sepatutnya kita pikirkan adalah Bagaimana seseorang itu dapat wafat dalam keadaan baik....

Oleh karena itu Frens, marilah mulai saat ini kita tidak berandai-andai bagaimana seseorang dapat menghindari Ajal, tetapi marilah kita mulai belajar melihat bagaimana seseorang itu wafat, apakah dalam keadaan khusnul khotimah atau su'ul khotimah agar dapat menjadi peringatan bagi diri kita........

-----------

Berikut penjelasan lengkap mengenail Ajal yang dikutip dari website Erasmuslim, Antara Rezeki, Jodoh dan Ajal Senin, 29/11/2010 13:37 WIB

Dari sini ajal al-insân (ajal manusia) adalah akhir kehidupan seseorang atau habisnya umur seseorang. Artinya, saat ajal seseorang itu tiba, saat itu pulalah kematian datang menjemputnya.

Di dalam al-Quran kata ajal dan bentukannya disebutkan sekitar 55 kali. Di antaranya

dalam arti jangka waktu (misal: QS al-Baqarah [2]: 231, 232, 234, 235; al-A’raf [7]: 135); umur (misal; QS al-A’raf [7]: 34; Yunus [10]: 11, 49); akhir umur/akhir kehidupan (misal: QS an-Nahl [16]: 61; Fathir [35]: 45).

Sebab Kematian: Berakhirnya Ajal

Ayat al-Quran yang qath’i tsubut dan qath’i dilalah menyatakan secara pasti bahwa Allah SWT sajalah Zat Yang menghidupkan dan mematikan. Allah SWT berfirman:

وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ

Allah menghidupkan dan mematikan (QS. Ali Imran [3]: 156).

Al-Quran juga menegaskan hal ini pada banyak ayat lainnya (lihat QS. al-Baqarah [2]: 73, at-Tawbah [9]: 116, Yunus [10]: 56, al-Hajj [22]: 6, al-Mu’minun [23]: 80, al-Hadid [57]: 2).

Allah SWT telah menetapkan ajal bagi tiap-tiap umat maupun individu. Kematian, yaitu datangnya ajal, telah ditentukan waktunya sebagai suatu ketetapan dari Allah yang tidak bisa dimajukan maupun dimundurkan. Allah SWT berfirman:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (QS. Ali Imran [3]: 145).

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ

Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula dapat memundurkannya (QS. al-Hijr [15]: 5; al-Mu’minun [23]: 43)

Pernyataan senada antara lain terdapat dalam QS. Yunus [10]: 49; an-Nahl [16]: 61 dan QS al-Munafiqun [63]: 11. Jadi, habisnya ajal atau datangnya kematian adalah sesuatu yang pasti (QS al-‘Ankabut [29]: 5). Karena kematian adalah pasti datangnya maka manusia tidak akan bisa lari menghindar darinya. Allah SWT menegaskan:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya tetp akan menemui kalian.” (QS. al-Jumu’ah [62]: 8).

Allah SWT juga menegaskan:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

Di mana saja kalian berada, kematian akan menjumpai kalian kendati kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. an-Nisa’ [4]: 78).

Ayat ini menegaskan, jika orang berupaya menghindar dari kematian—dengan jalan membentengi diri dari apa saja yang dia sangka menjadi sebab datangnya kematian seakan dia berlindung dalam benteng yang tinggi lagi sangat kokoh sekalipun—maka hal itu tidak akan bisa menghindarkannya dari kematian. Sebab, semua yang disangka sebagai sebab maut itu baik berupa sakit, perang, dsb, sejatinya bukanlah sebab maut. Semua itu hanyalah kondisi yang didalamnya kadang terjadi kematian, namun kadang juga tidak.

Minggu, Desember 26, 2010

Menjaga Kepercayaan Anak kepada Orang Tua...

Pertengahan tahun ajaran ini kami sekeluarga terpaksa pindah ke Bekasi...
Mau tidak mau anak2pun harus pindah sekolah di lokasi sekitar rumah....

Kakak Fara yang telah duduk di kelas 2 SD tidak mengalami kesulitan berarti di hari2 pertamanya di sekolah baru...
Ia cukup diantarkan sampai depan kelas kemudian ditinggal sampai jam menjemput tiba...

Tapi tidak begitu halnya dengan si kecil De Fira yang masih di TK kelas/kelompok B...

Di sekolahnya yang baru ini Fira harus berhadapan dengan murid laki2 yang berjumlah dua kali lipat dibandingkan murid perempuan.
Hari pertama sekolahpun de Fira langsung mendapatkan hadiah lemparan bola ke kepalanya!
Efeknya... dia tidak mau ditinggal di sekolah!

Hari pertama kedua ketiga hingga kelima, aku harus menungguinya di teras sekolahan....

"Bunda Tunggu di sini (sambil nunjuk tiang)!" begitu selalu pesannya ketika jam sekolah akan dimulai.

Ampuuuun deh... badan pegel capek tidak kepalang...duduk bersandarkan tiang dari jam 7 hingga jam 12 siang.... Aku harus pintar2 membunuh waktu, Hari ini bawa buku, besok bawa majalah, besoknya lagi bawa laptop!..

==========

Setelah hampir berjalan dua minggu tanpa perubahan berarti, aku harus pergi ke Jamsostek di Daan Mogot, yang berarti meninggalkan Fira tidak ditunggui di sekolah.

Sejak pagi aku sudah berusaha bujuk dede agar mau ditinggal.... tapi dia ngambek dan kekeh aku harus nungguin di tiang keramat itu (hehehehe...)

Lalu seorang ibu menyarankan "Kalau saya bu tegaan.... tinggalin saja.... nanti juga terbiasa!"
Yang lainnya bilang "Bilang aza bu mau ke warung sebentar.... ntar dia tidak sadar kalau ditinggal"
Yang lainnya lagi berujar "Kabur aza bu kalau Fira tidak lihat!"

Terus terang aku ragu dan langsung menjawab:
"Tidak bisa bu, saya tidak biasa bohong ke anak, nanti kepercayaan Fira hilang"

Lalu untuk saran ibu yang lainnya saya menjawab:
"Saya tidak mungkin kabur bu, kami kan selalu berpamitan dan mengucapkan salam ketika berpisah!"

Jawaban2 itu spontan dan lancar keluar dari lisanku...
Mengapa???

yah, karena terus terang, sejak anak anak dini, untuk alasan apapun kami selalu berusaha TIDAK BOHONG kepada mereka.....

Mengapa harus bohong? Bukankah bohong menghilangkan kepercayaan seseorang?
Yakinlah pasti ada cara lain yang lebih bagus dan mendidik dibandingkan kehilangan kepercayaan seorang anak kepada orang tuanya....

Kalau kami perhatikan, banyak dari kita yang ingin segera lepas dari beban beban seperti ini...
Caranya? ya berbohong itu...
Mereka berpikir "Ntar juga lupa!"...........

Tapi sebenarnya kita-lah yang LUPA....
Kita lupa bahwa kita telah melukai perasaan mereka
Kita lupa kita telah merenggut kepercayaan mereka...

Percayalah.... hubungan yang paling indah itu adalah adanya rasa saling percaya...
dan kepercayaan itu berat untuk dipertahankan....

So frens, dengan berjalannya waktu, akhirnya alhamdulillah kami menemukan cara yang lebih baik dibandingkan dengan mengorbankan kepercayaan anak.

caranya, aku tidak mengantarkan Fira ke sekolah, tetapi ayahnyalah yang mengantarkannya ....
karena kepada ayahnya, ia tidak terlalu manja, sehingga ayahnya dapat dengan mudah meninggalkannya ketika lonceng sekolah berbunyi...

======

Alhamdulillah.... satu lagi hikmah telah kami peroleh...
bahwa beratnya masa2 menungguinya disekolah tidak sebanding dengan rasa percayanya yang tetap melekat pada kami orang tuanya.............

Kamis, April 29, 2010

Masuk Surga Bareng Kak!


Suatu malam Kak Fara dan Dek Fira ngobrol :

Fara bilang "De kalau aku dah kelas 3 SD kamu kan masih kelas 1!"

"Aku dah kelas 6 SD kamu baru kelas 4".

"Aku SMP, kamu masih SD".

"Aku SMA, kamu baru SMP".

"Aku kuliah, kamu baru SMA".

"Aku dah kerja, kamu masih kuliah".

"Aku MATI, kamu baru kerja".

"Kamu mati, aku masuk SURGA!"

Dedek : "Duh kak, Aku mau masuk surga juga, BARENG!"

Kakak: "Nda bisa! Kamu kan matinya BELAKANGAN!"

Dedek: ?????? (Meringis bingung doang)

Kamis, April 08, 2010

Your Status-Comments = Your Personality ?

Yah… ngeluh lagi ngeluh lagi ?! (apa tidak pernah bersyukur ya orang ini) … Wah senang sekali dipromosiin! (Alhamdulillah ikut happy bacanya) …. Lho kok bahasanya kasar sekali ya kalau tidak suka sama orang? (jangan-jangan kalau dia tidak suka sama aku, kayak gitu juga ya? hehehe) …. Dst dst dst…..

Begitulah kira-kira frens, setiap aku baca status or komentar teman2 di Facebook…

Ada yang ternyata senangnya komentar2 jorok
Ada yang senangnya diperhatiin dengan hanya menulis kehebatannya
Ada yang gerutu melulu, merasa orang-orang di sekitarnya salah
Ada yang terlalu serius kalau kasih komentar, atau bahkan nda bisa diajak serius...
Ada yang demennya makan…. (hehehe…. Ini aku yah?) ;)
Ada yang menjadikannya sebagai ajang pembelaan diri dengan mengharapkan dukungan dari 'teman-teman'. Lucunya lagi, kadang karena yang bersangkutan adalah teman kita, kita membelanya dengan memberi komentar membabi buta, tanpa mencari tahu dulu benar tidaknya berita itu...
Dan.........yang sangat mengangetkan :
Ada ‘banyak’ anak durhaka yang terang-terangan menulis di status umpatan kepada orang tuanya, karena kecewa pendapatnya berbeda dengan pendapat anak jaman sekarang… Dan edannya lagi, anak tersebut semakin ‘puas’ atau ‘senang’ karena didukung oleh teman-teman seusianya yang mengomentarinya tanpa melihat titik permasalahannya…. na'udzubillahi min dzalik...

Well frens, kalau kita amati, memang sih, tidak 100% gambaran tersebut akurat benar adanya….

Tapi coba deh amati selama beberapa bulan, perhatikan caranya mengungkapkan kata-kata, baik di status atau komentar…., coba bayangkan situasi dan kondisi teman kita saat menulis status/komentar itu…. Percaya tak percaya … hasil pengamatan kita selama berbulan-bulan menghasilkan gambaran personality si penulis….

Ingat ya... pengamatan berbulan-bulan.... Jadi... bukan berarti kita tidak boleh mengeluh, sedih, kecewa dst.... Tetap boleh kalau memang kondisinya seperti itu... HIdup kan selalu berputar, ada senang, iseng, serius, sedih, dst dst....
Tapi, kalau selama berbulan-bulan ngeluh or marah terus.... Nah itu yang mesti jadi pertanyaan.... iya nda?

Eits …….yang nda setuju jangan protes dulu….

Aku sadar, pasti ada yang berpendapat, Facebook kan dunia maya, banyak juga yang di Facebook itu manusia-manusia palsu, alias menulis seolah-olah dia agamis, sabar, perhatian dan lain-lain. Nah, untuk manusia palsu seperti ini, aku tidak mau mempermasalahkannya. Anggap saja, ini salah satu penyimpangan dari judul di atas… di ilmu statistik kan juga ada ya…. Setiap kejadian pasti ada probabilita penyimpangannya…

Sekarang… terlepas dari semua kondisi di atas, coba deh kita amati tulisan-tulisan kita di FB…

Coba teman-teman tempatkan diri teman-teman sebagai pembaca status kita..
Kira-kira yang kita tulis itu bisa menimbulkan salah persepsi tidak ya bagi pembaca?

Ingat lho…. Bahasa tulisan itu beda dengan bahasa lisan… apa yang kita tulis kadang dapat diartikan berbeda karena tidak ada penekanannya (kecuali kita tambahkan ikon emosi)….


==========

Lalu apa manfaatnya sih, dari membaca dan menulis berbagi status dan komentar itu?

Ternyata frens, kita dapat mempelajari berbagai sifat manusia, dan menimbang-nimbang, kira-kira kita masuk ke kategori yang mana ya? yang menyenangkan, membosankan, menyebalkan atau yang dst dst....???

So, agar kita termasuk kategori manusia yang menyenangkan serta bermanfaat sebaiknya sebelum menuliskan kata-kata, kita HARUS benar-benar memikirkannya secara matang, antara lain :
  • apa sih tujuan kita menulis
  • apa sih manfaat tulisan kita buat orang lain
  • dan kemudian kita amati apakah cara kita menyampaikannya itu menggambarkan sifat ‘buruk’ pada diri kita ?. Apabila "ya", berarti kita harus sadar bahwa ada sesuatu pada diri kita yang harus segera diperbaiki…

Terakhir :
sebagai teman yang baik...jangan lupa ya…. komentari tulisan atau tanggapan teman kita, karena mungkin teman kita tersebut ingin mendapat response dari kita atas jempol atau komentarnya…
So sempatkanlah meresponnya walaupun itu hanya secuil kata ‘thanks’….karena
Kecil katanya tapi BESAR maknanya…..

Insya Allah semakin bijak menulis status dan komentar, semakin dekat diri kita kepada keimanan...

Aku mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini. Tidak ada maksud memojokkan siapapun, tapi inilah kacamata seorang pembaca status/komentar yang hanya ingin mengajak teman sekalian intropeksi diri dan berbagi artinya hikmah kehidupan…


Selamat berfacebook ria my dear frens……..

================

Untuk yang muslim/ah, berikut aku tambahkan sedikit pegangan dari Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman
janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim (Al Hujuraat 49:11)

Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang
(Al Hujuraat 49:12)

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela (Al Humazah 104:1)