Minggu, Desember 26, 2010

Menjaga Kepercayaan Anak kepada Orang Tua...

Pertengahan tahun ajaran ini kami sekeluarga terpaksa pindah ke Bekasi...
Mau tidak mau anak2pun harus pindah sekolah di lokasi sekitar rumah....

Kakak Fara yang telah duduk di kelas 2 SD tidak mengalami kesulitan berarti di hari2 pertamanya di sekolah baru...
Ia cukup diantarkan sampai depan kelas kemudian ditinggal sampai jam menjemput tiba...

Tapi tidak begitu halnya dengan si kecil De Fira yang masih di TK kelas/kelompok B...

Di sekolahnya yang baru ini Fira harus berhadapan dengan murid laki2 yang berjumlah dua kali lipat dibandingkan murid perempuan.
Hari pertama sekolahpun de Fira langsung mendapatkan hadiah lemparan bola ke kepalanya!
Efeknya... dia tidak mau ditinggal di sekolah!

Hari pertama kedua ketiga hingga kelima, aku harus menungguinya di teras sekolahan....

"Bunda Tunggu di sini (sambil nunjuk tiang)!" begitu selalu pesannya ketika jam sekolah akan dimulai.

Ampuuuun deh... badan pegel capek tidak kepalang...duduk bersandarkan tiang dari jam 7 hingga jam 12 siang.... Aku harus pintar2 membunuh waktu, Hari ini bawa buku, besok bawa majalah, besoknya lagi bawa laptop!..

==========

Setelah hampir berjalan dua minggu tanpa perubahan berarti, aku harus pergi ke Jamsostek di Daan Mogot, yang berarti meninggalkan Fira tidak ditunggui di sekolah.

Sejak pagi aku sudah berusaha bujuk dede agar mau ditinggal.... tapi dia ngambek dan kekeh aku harus nungguin di tiang keramat itu (hehehehe...)

Lalu seorang ibu menyarankan "Kalau saya bu tegaan.... tinggalin saja.... nanti juga terbiasa!"
Yang lainnya bilang "Bilang aza bu mau ke warung sebentar.... ntar dia tidak sadar kalau ditinggal"
Yang lainnya lagi berujar "Kabur aza bu kalau Fira tidak lihat!"

Terus terang aku ragu dan langsung menjawab:
"Tidak bisa bu, saya tidak biasa bohong ke anak, nanti kepercayaan Fira hilang"

Lalu untuk saran ibu yang lainnya saya menjawab:
"Saya tidak mungkin kabur bu, kami kan selalu berpamitan dan mengucapkan salam ketika berpisah!"

Jawaban2 itu spontan dan lancar keluar dari lisanku...
Mengapa???

yah, karena terus terang, sejak anak anak dini, untuk alasan apapun kami selalu berusaha TIDAK BOHONG kepada mereka.....

Mengapa harus bohong? Bukankah bohong menghilangkan kepercayaan seseorang?
Yakinlah pasti ada cara lain yang lebih bagus dan mendidik dibandingkan kehilangan kepercayaan seorang anak kepada orang tuanya....

Kalau kami perhatikan, banyak dari kita yang ingin segera lepas dari beban beban seperti ini...
Caranya? ya berbohong itu...
Mereka berpikir "Ntar juga lupa!"...........

Tapi sebenarnya kita-lah yang LUPA....
Kita lupa bahwa kita telah melukai perasaan mereka
Kita lupa kita telah merenggut kepercayaan mereka...

Percayalah.... hubungan yang paling indah itu adalah adanya rasa saling percaya...
dan kepercayaan itu berat untuk dipertahankan....

So frens, dengan berjalannya waktu, akhirnya alhamdulillah kami menemukan cara yang lebih baik dibandingkan dengan mengorbankan kepercayaan anak.

caranya, aku tidak mengantarkan Fira ke sekolah, tetapi ayahnyalah yang mengantarkannya ....
karena kepada ayahnya, ia tidak terlalu manja, sehingga ayahnya dapat dengan mudah meninggalkannya ketika lonceng sekolah berbunyi...

======

Alhamdulillah.... satu lagi hikmah telah kami peroleh...
bahwa beratnya masa2 menungguinya disekolah tidak sebanding dengan rasa percayanya yang tetap melekat pada kami orang tuanya.............

Kamis, April 29, 2010

Masuk Surga Bareng Kak!


Suatu malam Kak Fara dan Dek Fira ngobrol :

Fara bilang "De kalau aku dah kelas 3 SD kamu kan masih kelas 1!"

"Aku dah kelas 6 SD kamu baru kelas 4".

"Aku SMP, kamu masih SD".

"Aku SMA, kamu baru SMP".

"Aku kuliah, kamu baru SMA".

"Aku dah kerja, kamu masih kuliah".

"Aku MATI, kamu baru kerja".

"Kamu mati, aku masuk SURGA!"

Dedek : "Duh kak, Aku mau masuk surga juga, BARENG!"

Kakak: "Nda bisa! Kamu kan matinya BELAKANGAN!"

Dedek: ?????? (Meringis bingung doang)

Kamis, April 08, 2010

Your Status-Comments = Your Personality ?

Yah… ngeluh lagi ngeluh lagi ?! (apa tidak pernah bersyukur ya orang ini) … Wah senang sekali dipromosiin! (Alhamdulillah ikut happy bacanya) …. Lho kok bahasanya kasar sekali ya kalau tidak suka sama orang? (jangan-jangan kalau dia tidak suka sama aku, kayak gitu juga ya? hehehe) …. Dst dst dst…..

Begitulah kira-kira frens, setiap aku baca status or komentar teman2 di Facebook…

Ada yang ternyata senangnya komentar2 jorok
Ada yang senangnya diperhatiin dengan hanya menulis kehebatannya
Ada yang gerutu melulu, merasa orang-orang di sekitarnya salah
Ada yang terlalu serius kalau kasih komentar, atau bahkan nda bisa diajak serius...
Ada yang demennya makan…. (hehehe…. Ini aku yah?) ;)
Ada yang menjadikannya sebagai ajang pembelaan diri dengan mengharapkan dukungan dari 'teman-teman'. Lucunya lagi, kadang karena yang bersangkutan adalah teman kita, kita membelanya dengan memberi komentar membabi buta, tanpa mencari tahu dulu benar tidaknya berita itu...
Dan.........yang sangat mengangetkan :
Ada ‘banyak’ anak durhaka yang terang-terangan menulis di status umpatan kepada orang tuanya, karena kecewa pendapatnya berbeda dengan pendapat anak jaman sekarang… Dan edannya lagi, anak tersebut semakin ‘puas’ atau ‘senang’ karena didukung oleh teman-teman seusianya yang mengomentarinya tanpa melihat titik permasalahannya…. na'udzubillahi min dzalik...

Well frens, kalau kita amati, memang sih, tidak 100% gambaran tersebut akurat benar adanya….

Tapi coba deh amati selama beberapa bulan, perhatikan caranya mengungkapkan kata-kata, baik di status atau komentar…., coba bayangkan situasi dan kondisi teman kita saat menulis status/komentar itu…. Percaya tak percaya … hasil pengamatan kita selama berbulan-bulan menghasilkan gambaran personality si penulis….

Ingat ya... pengamatan berbulan-bulan.... Jadi... bukan berarti kita tidak boleh mengeluh, sedih, kecewa dst.... Tetap boleh kalau memang kondisinya seperti itu... HIdup kan selalu berputar, ada senang, iseng, serius, sedih, dst dst....
Tapi, kalau selama berbulan-bulan ngeluh or marah terus.... Nah itu yang mesti jadi pertanyaan.... iya nda?

Eits …….yang nda setuju jangan protes dulu….

Aku sadar, pasti ada yang berpendapat, Facebook kan dunia maya, banyak juga yang di Facebook itu manusia-manusia palsu, alias menulis seolah-olah dia agamis, sabar, perhatian dan lain-lain. Nah, untuk manusia palsu seperti ini, aku tidak mau mempermasalahkannya. Anggap saja, ini salah satu penyimpangan dari judul di atas… di ilmu statistik kan juga ada ya…. Setiap kejadian pasti ada probabilita penyimpangannya…

Sekarang… terlepas dari semua kondisi di atas, coba deh kita amati tulisan-tulisan kita di FB…

Coba teman-teman tempatkan diri teman-teman sebagai pembaca status kita..
Kira-kira yang kita tulis itu bisa menimbulkan salah persepsi tidak ya bagi pembaca?

Ingat lho…. Bahasa tulisan itu beda dengan bahasa lisan… apa yang kita tulis kadang dapat diartikan berbeda karena tidak ada penekanannya (kecuali kita tambahkan ikon emosi)….


==========

Lalu apa manfaatnya sih, dari membaca dan menulis berbagi status dan komentar itu?

Ternyata frens, kita dapat mempelajari berbagai sifat manusia, dan menimbang-nimbang, kira-kira kita masuk ke kategori yang mana ya? yang menyenangkan, membosankan, menyebalkan atau yang dst dst....???

So, agar kita termasuk kategori manusia yang menyenangkan serta bermanfaat sebaiknya sebelum menuliskan kata-kata, kita HARUS benar-benar memikirkannya secara matang, antara lain :
  • apa sih tujuan kita menulis
  • apa sih manfaat tulisan kita buat orang lain
  • dan kemudian kita amati apakah cara kita menyampaikannya itu menggambarkan sifat ‘buruk’ pada diri kita ?. Apabila "ya", berarti kita harus sadar bahwa ada sesuatu pada diri kita yang harus segera diperbaiki…

Terakhir :
sebagai teman yang baik...jangan lupa ya…. komentari tulisan atau tanggapan teman kita, karena mungkin teman kita tersebut ingin mendapat response dari kita atas jempol atau komentarnya…
So sempatkanlah meresponnya walaupun itu hanya secuil kata ‘thanks’….karena
Kecil katanya tapi BESAR maknanya…..

Insya Allah semakin bijak menulis status dan komentar, semakin dekat diri kita kepada keimanan...

Aku mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini. Tidak ada maksud memojokkan siapapun, tapi inilah kacamata seorang pembaca status/komentar yang hanya ingin mengajak teman sekalian intropeksi diri dan berbagi artinya hikmah kehidupan…


Selamat berfacebook ria my dear frens……..

================

Untuk yang muslim/ah, berikut aku tambahkan sedikit pegangan dari Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman
janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim (Al Hujuraat 49:11)

Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang
(Al Hujuraat 49:12)

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela (Al Humazah 104:1)

Senin, Maret 29, 2010

Facebook, MANFAAT atau RUGI (Mudharat) ?

Facebook haram!... demikian pernah kita dengar ketika facebooking mulai menjamur....
Hm.... apa dasarnya ya?...
Daku sih tidak begitu tertarik untuk bergabung dengan group yang 'pro' atau yang 'kontra'.... Aku lebih tertarik menelaahnya ke dalam diri sendiri... Banyak manfaat atau ruginya sih buat diriku? Lalu... apakah facebooking ini bisa sejalan dengan pribadi muslim/ah?

Terus terang dengan FB kita bisa menyambung tali silahturahim yang terputus...
Bayangkan saja, teman yang dulunya sudah terlupakan... tiba2 kembali muncul di 'hadapan' kita... dengan perubahan yang nda kebayang sebelumnya... ada yang jadi cakep atau ada yang tambah culun.... (hehehehe)
So, ketemu teman lama sangat baik kan?
Mengapa? karena menyambung tali silahturahim itu memang dianjurkan...Dan dengan silahturahim networking kita semakin luas.... Coba deh ingat-ingat, sekarang ini sepertinya teman-teman kita semakin variatif kan kemampuannya.... Mau minta bantuan, banyak referensinya....

Rasulullah SAW bersabda, "Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu adalah menyambungkan apa yang terputus."(HR Bukhari)

================

Ada satu lagi nih alasan mengapa saya rasa FB bermanfaat sekali buat saya, yaitu.... saya kenal saudara saya di FB!!! hehehe...rada konyol sih... tapi inilah kenyataannya.....

Dulu ketika meninggalkan Surabaya (tempat kelahiran Bapak), beberapa sepupu belum lahir.... jadinya saya tidak sempat ketemu....
Kemudian, kesempatan untuk ketemu-pun sepertinya tidak optimal, yang ada ketemunya om dan tantenya saja....
Jadi melalui FB saya seperti ketiban durian runtuh.... tiba2 saya merasa saudara saya tambah banyak..... (padahal udah banyak ya?)

Hm.....
Lalu bagaimana dengan kerugiannya?

Nah ini sih kembali kepada penggunanya...
Coba kita bayangkan FB itu seperti sebuah pisau.........

Kalau pengguna menggunakan pisau di dapur buat masak tentu sangat bermanfaat....
Tapi kalau pisau itu kemudian digunakan untuk membunuh orang.... nah itu baru tidak manfaat... tul kan?
Jadi??, nda lucu kan kalau kemudian pisau diharamkan?
Ntar gimana dong masak didapur.... masak pake gunting kuku?? ;)

Terus terang aku tidak mau bahas kerugian secara panjang lebar...
Terlalu banyak.... siapapun yang berniat jahat pasti akan menyebabkan FB itu RUGI bukan MANFAAT....

FB bisa jadi ajang fitnah menfitnah
FB bisa buat prostitusi
FB bisa menjebak para gadis muda ke lelaki tidak bertanggung jawab
FB bisa sebagai alat penipuan
FB bisa buat orang menunda kewajiban sholat.....
bahkan FB bisa buat anak sekolah bodoh!!!

Lha.... kalau FB-an melulu..... kapan belajarnya????? hehehehe

==================

Yuk sekarang kita lihat apa sih manfaat FB yang paling yahud buat aku?

Buat aku dengan fesbuk......sadar tidak sadar kita jadi sering reunian....
Kita jadi sering berbagi informasi...
Kita jadi join grup-grup alumni atau ikatan2 lainnya

Beberapa waktu yang lalu, aku mulai menimbang-nimbang....
Mengapa aku sekarang jadi 'begitu dekat' dengan teman-teman lama?
Mengapa setelah aku bergabung di grup sekolah, aku setiap saat mendapat info mengenai rekan2 lama?
Mengapa aku tidak pernah ketinggalan info mengenai hal-hal yang up to-date?
Bahkan.....ketika ada yang kena musibah.... aku segera mendapat beritanya dan langsung bertindak.....
Info di FB benar-benar bagaikan api yang menjalar begitu cepat.....

==============

So..... Mengapa hal yang begitu indah tersebut tidak aku terapkan buat keluargaku?

Aku kemudian mencoba menghitung jumlah keluarga-ku dari sisi suami (hehehe... pasti miikir deh... kok sisi suami dulu sih? lha iyalah... keluarga suami kan keluarga buesaaar....)

Nah setelah dihitung ternyata jumlahnya mencapai 42 orang... itu hanya oom, tante, sepupu, istri sepupu, keponakan, dan yang mempunyai hubungan dekat saja lho... dan belum termasuk yang belum menjawab request daku.....

Segera saja aku coba buat grup keluarga ini....
Aku invite seluruh anggota keluarga untuk join, dan mulai berbagi info seputar keluarga besar...

Aku masih ingat, berita pertama, undangan arisan bulanan.....
Lalu mulai ada yang masukin foto jadul.... wah jangan ditanya deh...komen2 anehnya.... :)
Terakhir berita keluarga yang dirawat di Rumah Sakit....
Alhamdulillah keluarga yang tinggalnya di luar jakarta atau luar negeri, dapat menerima info ini dengan cepat......
Doa-pun diterima bertubi-tubi dari segala penjuru.....
Oh...betapa indahnya ya..... mendapati begitu banyak orang yang care pada kita......

"Barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya, dipanjangkan umurnya, maka lakukanlah SILATURAHMI." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Subhanallah, manfaatnya terasa sekali kan ..

===================

Well, frens, bagaimana dengan anda?

"Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebajikan dan menghubungkan silaturahmi. Sedangkan yang paling cepat mendatangkan kejahatan ialah balasan (siksaan) orang yang berbuat jahat dan memutuskan hubungan kekeluargaan." (HR Ibnu Majah)

Ayo kita manfaatkan FB untuk mempererat tali silahturahim di antara keluarga kita.....
Jangan sampai FB hanya bermanfaat untuk teman2 saja, sementara keluarga kita lupakan (1003 yf/ff)


Silahkan di-share yang merasa topik ini bermanfaat dunia akherat.....

Senin, Maret 22, 2010

Kampanye bagus, disesuaikan dengan sikon warga


Keliatannya nyeleneh, tapi menurutku bagus sekali....
benar-benar TEPAT sasaran....

Tidak perlu kata2 formal yang buat masyarakat betawi njlimet tapi cukup pakai bahasa yang warga mudah mengerti.....

Jumat, Maret 12, 2010

Pengemis vs Pedagang Asongan

Friends, kali ini kami akan melanjutkan topik mengenai pengemis... (cerita sebelumnya : mereka-terpaksa-mengemis dan saya-penjaja-kue-semprong-bukan-pengmis)

Ternyata, tauladan untuk berbagi terhadap pengemis tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ketika kami mengajarkan mengenai hal ini, kami mendapatkan sesuatu hal yang jauh di luar perkiraan kami.... Bagi mereka, berbagi dengan pengemis 'ternyata' adalah ritual yang menyenangkan dalam perjalanan....
Setiap ada pengemis mendekat mereka akan berteriak.."aku yang kasih...! aku yang kasih!"
Wah.... kok jadi kacau begini ya.... :(
Ternyata apa yang kami ajarkan belum mereka tangkap dengan sempurna....
dan kami sadar mungkin bahasa yang kami pergunakan tidak sesuai dengan usia mereka...

Taktik pun kami rubah....
Setiap ada pengemis datang, kami ajak mereka 'melihat' kira-kira apa ya yang menyebabkan mereka seperti itu?
Sulit memang.....
Kami benar-benar takut salah 'menilai'.... takut
suudzdzan
Belum tentu badan sehat muda segar tidak layak menjadi pengemis....
Bagaimana kalau mereka tidak mempunyai keahlian, keberanian, pendampingan dan akal sempurna?... Siapa yang tau, kalau seandainya dari mereka ada yang idiot?....
Ingat cerita mengenai janda dengan anak idiot yang rapih bersih?

Namun kami yakin dengan beriringnya waktu, insya Allah, anak-anak dapat memahami pengemis-pengemis itu.....
Biarlah saat ini mereka 'menangkap' sesuai kemampuan yang mereka miliki.

Lalu pelajaran mengenai pengemis itu berlanjut ke pelajaran pengemis vs asongan.....:

Setiap anak2 akan memberi uang kepada para pengemis, kami pasti akan melarangnya apabila ada pedangan asongan sekitar situ.....
Awalnya anak2 sempat marah dan kecewa..... atau 'bingung'...Namun akhirnya mereka mengerti bahwa tindakan memberi sedekah kepada pengemis dapat melukai hati atau bahkan menghancurkan semangat para pedangan asongan yang mulia itu.....

Kita ajak anak2 membayangkan susahnya mereka mencari uang yang jumlahnya tidak seberapa itu ....
Mereka bayangkan bagaimana rasanya berjemur dibawah terik matahari seharian di pinggir jalan, haus, lapar, kehujanan demi menawarkan barang dagangannya kepada para pengendara kendaraan....

Lalu kami ajak anak-anak membayangkan lagi.....
Bagaimana rasanya apabila seharian tidak ada yang membeli dagangan mereka, sementara mereka melihat para pengemis tanpa usaha apa-apa mendapatkan uang lebih banyak?
Padahal para pedangan asongan itu lebih mulia, mereka malu meminta-minta, mereka masih punya semangat untuk berusaha dan tidak mau menyusahkan orang lain..... tidak mau bergantung pada orang lain..
Kasihan kalau sampai akhirnya mereka putus asa dan akhirnya memutuskan untuk menjadi pengemis juga......
Oleh karena itu, lebih baik kakak dan dede membeli barang dagangan mereka daripada terang2an memberi uang kepada pengemis di hadapan mereka. Karena sebenarnya merekapun butuh tapi mereka tidak mau menunjukkannya.

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS. Adz-Dzariyah: 19)

Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyampaikan satu lagi sunnah Rasulullah SAW kepada anak-anak yaitu :

Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. ketika berada di atas mimbar, Beliau menuturkan tentang sedekah dan menjaga diri dari meminta. Beliau bersabda: Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi dan yang di bawah adalah yang meminta