Sabtu, Januari 26, 2008

Saya belum diludahin....

Kisah ini tidak akan pernah hilang dari ingatan...

Beberapa tahun yang lalu, saya mempunyai seorang atasan yang sangat berwibawa, berkharisma, tegas tetapi mempunyai jiwa kekeluargaan...
Kharisma beliau begitu terasa, sehingga kami bertekuk lutut ketika berhadapan dengannya...
Kata-katanya tajam dan langsung kena sasaran... benar-benar seorang pemimpin yang berwibawa...

Rekanannya sangat sangat banyak, suaminya bekas menteri dan diapun seorang pemimpin yang sangat disegani...
Sangat beruntung orang yang dapat berbicara 'rileks' kepadanya... dan itupun hanya orang-orang pilihannya...

Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2004-2005...
Kala itu kantor kami akan kedatangan rombongan tamu untuk menemui beliau. Sudah sewajarnya kami menyediakan santapan siang untuk sang tamu.

Boss kamipun menelepon, agar kami menyediakan makanan kegemarannya. Nasi hainam dari authentic Chinese Restaurant di kawasan Harmoni..

Astaghfirullah... saya yakin sekali kalau nasi hainam tersebut mengandung lemak babi, karena saya pernah mencobanya dan tersadar kalau makanan tersebut diberi lemak babi.
Tanpa buang waktu saya telepon rumah makan tersebut, dan mendapat kepastian bahwa nasi tersebut memang mempergunakan minyak babi untuk menjaga cita rasa.

Ahh... galau rasanya hati ini...
Saya yang bertanggung jawab melakukan pembayaran makanan tersebut menjadi bimbang tiada kepalang. Bagaiman tidak ? rombongan tamu kami ini adalah orang-orang muslim, bapaknya telah berhaji dan wanitanya berjilbab.

Saya coba minta tolong rekan-rekan senior untuk menyampaikannya ke boss kami. Tapi apa daya.. tidak ada satupun yang berani....'bunuh diri'... !
Bayangkan, bagaimana marahnya beliau kalau keinginannya tidak kami penuhi...

Pilihan terakhir, saya mohon bantuan ke orang kepercayaannya...orang yang cukup dekat dengan beliau... tetapi... aah ia-pun tak punya nyali untuk mengutarakannya....

Tanpa terasa jam terus berputar semakin sedikit waktu yang tersisa, semakin galau hati ini...

saya HARUS menyelamatkan rombongan tersebut...
saya HARUS berani menegakkan kebenaran/islam
saya HARUS menanggung resikonya, apapun yang terjadi...

Maka, sayapun memberitahukannya kepada beliau... (tidak perlu saya cerita kan ya cara memberitahunya...)

Benar saja beliau MARAH besar... kalau saya gambarkan... murka, kali ya??

====

Hari-hari selanjutnya, saya menjadi bawahan yang tidak disenanginya..
Dari seringnya diberi souvenir bagus-bagus kalau beliau ke luar kota atau ke luar negeri, menjadi 'tidak ada apa-apa'nya...
3 bulan lebih lamanya saya tidak ditegur, tidak disalami, tidak di sms....
Kecut hati ini...

Tapi nasehat suami, menaikkan semangat dalam menegakkan islam...
Beliau mengingatkan, bahwa perjuangan kita tidak seberapa dibandingkan dengan perjuangan Rasulullah... Kita belum di LUDAHIN.... seperti yang dialami Rasulullah...
Subhanallah, sejuk sekali mendengar nasehat tersebut...

Hari demi hari-pun ku jalani dengan enteng...

====

Tanpa terasa awal tahun 2006 telah tiba..
Tidak disangka sang Boss telah muncul di kantor pada tanggal 2 Jan 2006. Padahal biasanya beliau baru hadir beberapa hari kemudian...
Ada apa ya??
Beliau keliatannya sangat serius mengadakan rapat dengan direktur lainnya...

====

Rapat Direksi-pun telah selesai.. saya berlari kencang mengejar Boss... (karena saya belum mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Beliau...!.. Beliau orang yang sangat hafal dengan hal-hal sepele seperti ini, dan sangat hafal siapa saja yang menyepelekan hal-hal tersebut...)

Kusalami tangannya, dan kamipun saling cium pipi...
Kata-katanya kemudian adalah "Mohon Maaf Lahir Batin ya Yun...?"
Lho.. saya pun terbengong-bengong, Ibu tidak salah nih, bukankah mestinya "Selamat Tahun Baru?"
Aah... tapi saya tidak mau ambil pusing.. saya katakan saja "Selamat Tahun Baru Bu"

Kemudian beliaupun berjalan ke pintu keluar...
Tapi, segera berbalik arah lagi ke diriku yang masih terbengong-bengong...

Dia belai jilbab Pink Mudaku dengan lembuuuut sekali dan berkata "Kamu cantik deh Yun pake jilbab ini.."
Dan saya hanya dapat berkata "Ibu juga cantik pake baju itu"...

====

Pagi 3 Jan 2005, jam masih menunjukkan pukul 8 pagi, tapi kantor kami telah gempar.. Ibu ditemukan meninggal tertidur di kamarnya....

Inna lillah wa inna ilaihi roo'jiuun...

Tanpa terasa air mata ini menetes membasahi pipi...
Indah sekali perpisahan yang ia berikan...
Permohonan maafnya kemarin, pastilah dari lubuk yang terdalam.
Tidak dibuat-buat.. dan dengan hati ikhlaspun, kumaafkan rasa benci beliau kepadaku...

Selamat jalan Ibu.. maafkan kesalahan hamba...
Terima Kasih Ibu.. Ibu telah menjadi jalan bagi saya untuk lebih kuat dalam menegakkan islam... Amin

Kupersembahkan tulisan ini untuk Ibu yang sangat saya cintai, yang telah banyak memberi inspirasi dan membimbing saya dalam berkarya : In Memoriam Ibu Krisni Murti Marsillam Simanjuntak...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hikss... bacanya berlinang air mata..