Selasa, Maret 11, 2008

Pembantu oh Pembantu..

“Eshii.... kamu mau kemana?” demikian teriakku, melihat pembantuku lari ke gerbang sebelum aku selesai menyebutkan pesan yang akan disampaikan ke tamu di pintu gerbang.

“Mau bilang pesan Ibuke depan!” begitu jawabnya polos
“Lho aku kan belum bilang pesannya?”
“Oh iya bu...lupa...he..he..he...”

=====

Begitulah kira-kira percakapan konyol yang sering terjadi antara kita dengan para PRT.
Mereka memang berbeda dengan kita..Butuh kesabaran luar biasa menghadapi cara berpikir mereka. Apalagi kalau mendapatkan pembantu yang polos dan pelupa...duh ampun deh...

Tapi, daripada pusing mikirin kekurangan mereka, lebih baik kita jadikan mereka tempat untuk melatih kesabaran dan ikhlas...

Dan yang pasti, kejadian-kejadian tersebut adalah hiburan/humor untuk dikenang.

Berikut beberapa banyolan yang sempat kami himpun :

=====

“Mel, tolong aku beliin bakso Udin ya”, demikian ujar suamiku,
“Ingat ya, jangan pake mie” lanjutnya
“Iya pak!, Tidak pake mie ya pak?”
“Iya”
“Hm.. tidak pake mihun juga pak?”
“Iya, tidak usah pake mihun.. Baksonya aza!”
“Hm...Pake kuah nggak pak?...”
“Duh... **** ...***!”

=====

Kalau yang berikut pengalaman teman adik saya dengan pembantu barunya yang belum pernah bekerja.

“Aku mau pergi dulu ya, nanti pulang siapin makan siang?”
"Iya Mba"
"Kamu bisa masak nggak?"
“Ngga bisa Mba”
“Kalau gitu bikinin tahu goreng aza deh”
“Iya Mba”
“Bisa tidak bikinnya?”
“Tidak Mba”
“Gampang kok, tahu ama garam doang”
"Iya Mba”

Ahaa...! benar aza sepulang pergi, teman adik saya menemukan makan siang sudah tersaji di meja: tahu mentah dan garam di meja makan!

=====

Yang ini lebih konyol lagi :
Teman saya minta dimasakkan air panas untuk mandi jam 5 kurang di pagi hari.
Ternyata teman saya bangunnya sudah jam 5 lewat.
Dan sang pembantu dengan polosnya menolak memasak air mandi karena teman saya kan nyuruhnya jam 5 kurang, sekarang udah jam 5 lewat. Jadi perintahnya udah lewat...

CAPPE DEH!

=====

"Mel aku butuh kertas kado dan pitanya untuk bungkus kado ultah teman Fara. Kamu ke warung ya. Beliin kertas kado dan pitanya yang warnya cocok dengan kertas kadonya!"
"Iya Bu... warna apa?"
"Warna apa saja. Kalau kertasnya pink pitanya pink, kalau kertasnya kuning pitanya kuning.. Pokoknya cari pitanya yang warnanya pas deh"

Beberapa menit kemudian si Imel pulang dari warung:

"Bu uangnya pas, tidak ada kembaliannya"
"Haa... mahal amat..., mana sini saya lihat"
"Ya Allah Mel... banyak sekali kamu beli pita.. " jeritku melihat Imel memperlihatkan 3 GULUNG pita kado warna pink, kuning, dan hijau muda.
"Iya Bu... warnanya cocok kan sama kertas kadonya?" sambil memperlihatkan satu kertas kado berwarna-warni....

Ampuuuun deh... padahal tadi maksudku beli pita yang udah jadi satu biji aza!... kenapa jadi 3 gulung yang dibeli.... (emang salahku siih yang tidak kasih perintah dengan lengkap...)

======

"Bu ada tamu di depan 4 orang..." Begitu suara pembantuku di telepon.
"Mau cari siapa?"
"Katanya saudaranya Bapak, mau cari Ibu"
"Coba kamu tanya namanya!"
"Hah... nama saya Bu ???"

CAPPPEE DEEEH...

1 komentar:

sandra mengatakan...

begitulah suka duka punya pembantu Yuno.... seperti aku ini, bisa dibilang udah "kenyang" pengalaman sama pembantu. Memang kasian nasib mereka. Makanya setelah tinggal di KL dan anak2 udah besar, aku lebih nyaman tanpa pembantu. Ga heran kan kalo image bangsa kita di M'sia sini jelek banget, ya krn org2 Indonesia di sini kebanyakan adalah para pembantu. Jadi begitu mereka dengar kata2 "orang Indonesia" pikirannya lgs ke "pembantu".