Rabu, Juni 11, 2008

Kisah 3 Buah HP

Sabtu tanggal 7 Juni 2008, keponakan kami, David merayakan Ultahnya yang ke-9.

Wah Fara dan Fira senang sekali.. diajak main Bowling....di EX.

Ini kali pertama mereka main bowling... jadi sepertinya mereka lupa waktu...

Selesai bermain kita makan siang (sebenarnya sih bukan makan siang tapi makan sore) karena udah ampir jam 3.

Kami semua membawa hadiah buat David. Dan ternyata, selain memberi hadiah ke David, kembaranku juga membeli hadiah buat Fara dan Fira, yaitu telpon mainan yang jumlahnya 3 (tiga) buah...

Kenapa tiga buah?

Karena satu set emang ada 3..he..he..he..

Nah berhubung kelebihan satu buah, saudara kembar saya bilang ke Fara, "Nanti yang satunya dikasih ke Farsya ya..." (sepupu Fara yang seumuran dia).

Selama acara dan jalan-jalan mereka senang sekali main game di HP-HP an itu. Bahkan dalam hitungan menit, Fara udah jago... tidak ada yang bisa ngalahin dia...Sampai sepupunya David yang udah 9 tahun bilang, "Aku juga kalau masih kecil (seperti Fara) pasti menang!"... he..he.he.. syirik kali ye...














Fara-Fira asyik main game di HP mainan di musholla Plaza Indonesia.

Sore hari Farsya mampir sebentar ke rumah bersama Abi dan Ummanya. Langsung saja saya suruh Fara memberi HP itu ke Farsya...

Tapi ternyata Fara tidak mau, ketika HP saya berikan ke Farsya, dia mulai marah dan menangis.

Saya tanya dan berikan HP hijau Farsya ke Fara, "Kakak mau tukar HP-nya dengan yang warna Hijau ini?"

Dia jawab, "Nggaaaaaaak!!!!!" (duh kenceng banget!)

Dengan sangat terpaksa, saya ambil HP hijau tersebut dari tangan Fara untuk saya kembalikan ke Farsya...

Tidak dinyana... Fara mulai menjerit... dan Abi dan Umma Farsya mulai tidak enak, mereka menyuruh Farsya segera mengembalikan HP tersebut.

Tapi saya kekeh ke Abi dan Umma kalau HP tersebut tetap harus dikasih ke Farsya. Saya bilang Fara harus belajar "Menjalankan Amanah".

Saya bilang pada Fara, "Ini kan pesan dari Auntie Rini, HP ini untuk Farsya, kita harus ngasih ke Farsya.."

Fara malah tambah menjerit dan menangis...(Wah... malu deh ama tetangga, mana nangisnya di teras lagi)

Sayapun memantapkan hati, ini saatnya Fara belajar. Saya harus TEGA. Fara harus mengambil pelajaran hidup...

Saya abaikan saja dia menangis sampai puas...

=====

Keesokan harinya, ketika Fara mulai tenang dan ceria, saya ajak ngobrol santai.

"Kakak kok tidak mau kasih HPnya ke Farsya, sih? Itu kan sudah pesan Auntie Rini"

"Kalau kita dikasih amanah atau pesan oleh orang lain, kita harus melaksanakannya Kak...

Walaupun kakak suka, tetap harus kita kasih ke Farsya, ntar hidup nggak berkah lho Kak...karena kita tidak amanah"

Fara-pun menjawab :

"Tapi kakak pengen kasih HP-nya ke Najwa"

Saya bilang, "Lho, kan Auntie bilangnya, HP itu buat Farsya"

Fara pun menambahkan "Kemarin kakak udah bilang ke Auntie, tapi Auntie tidak dengar"

Ooh, gitu.. lain kali kalau Auntie tidak dengar, kakak harus ngomong lebih keras lagi yah!"

"Kalau gini kan, kakak yang rugi..."

"Iya...bunda...."

"Kemarin kakak juga gitu Bunda. Di sekolah, Kakak bilang ama bu Guru, kakak mau pipis, tapi Bu Guru nggak dengar, Bu Guru malah bilang, ayo cepat.. cepat... kakak harus latihan nari!... Eh... kakak jadinya ngompol BUnda!!!"

Hahhh???

"Iya..iya.. makanya lain kali kalau kita ngomong tidak kedengaran, kita harus ngomong lebih keras yah... biar mereka dengar"
"Iya bunda..."

=====

Alhamdulillah, tidak terasa sudah 2 pelajaran telah dipelajari oleh Kakak, bahwa amanah orang itu harus dijalankan, walaupun pahit. dan pelajaran kedua, bahwa ketika berkomunikasi, kakak harus yakin orang yang diajak ngomong tersebut dapat mendengar dan mengerti maksud kita.

Semoga kakak jadi anak yang amanah...Amin..

1 komentar:

sandra mengatakan...

wah.., hebat ibu yg satu ini. Memang mendidik anak itu susah2 gampang ya yuno, yg penting kita harus tegas tapi tetap lembut. Tegasnya itu yg agak susah, krn kadang aku terlalu ngalah sama kemauan anak hanya supaya dia tidak me-rengek2 lagi...