Rabu, Juni 18, 2008

Mereka Terpaksa Mengemis

"Barangsiapa memberi krn Allah, menolak karena Allah, mencintai krn Allah, membenci krn Allah, dan menikah krn Allah, maka sempurnalah imannya." HR Abu Dawud

Seorang sahabat bertanya kpd Rasulullah SAW,
" Sodaqoh yg bagaimana yg paling besar pahalanya?"
Nabi SAW menjawab,
" Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata utk fulan sekian dan utk fulan sekian." HR Al-Bukhari

Demikian sebagian hadits yang menjadi pembuka apa yang akan kami ceritakan di blog ini.
====

Beberapa waktu lalu.... biasanya malam hari di depan jendela Dunkin Donuts di Hero Mampang, duduk seorang Ibu dengan anaknya... dia menjual Rempeyek...
Harganya tidak mahal buat orang-orang yang belanja di situ... hanya 4000/bungkus...

Sayangnya, tidak banyak orang yang rela mampir dan membeli rempeyeknya...
Kerap kulihat dia hanya melamun, entah apa yang dilamunkannya....
Berapalah keuntungan yang didapatnya dari sebungkus rempeyek... Rp.2000? Rp.1000? atau malah hanya Rp.500?

Kini, setelah harga-harga melonjak naik...sang Ibu tidak lagi datang bersama bungkusan rempeyek dan anaknya...
Dia telah berubah menjadi seorang pengemis...
Dia terduduk merunduk di tangga di depan pintu masuk Giant (d/h Hero)...
Yah... waktu telah merubah cara berpikirnya.... dia tidak dapat berusaha lagi menjadi orang dengan tangan di atas... tapi dia telah berubah menjadi orang dengan tangan di bawah...

Mungkin sebagian orang akan mencibirnya....
Usia masih 35-45 tahunan, sehat.... tapi kenapa mau ya jadi pengemis????
Namun bagi orang yang mengenal dan mengetahuinya.... miris hati ini melihatnya.....
Mungkin dia-pun tidak ingin menjadi pengemis...
Tapi itulah 'pilihan' terakhir yang harus dilakukannya demi anak-anaknya di rumah....
Dia tidak sanggup lagi beli minyak/gas yang naik harganya... begitu pula kebutuhan pokok lainnya....
Lebih baik mengemis daripada anak-anak tidak makan....mungkin begitu pikirnya.

====

Friends, ada lagi satu pengalaman dengan pengemis yang saya temui..

Setiap sore sepulang kantor, di pinggir sungai dekat lampu merah Toyota-Sunter, berdiri seorang ibu rapih dengan rambut tersisir kebelakang dan anaknya yang cacat mental berumur +/- 6 tahun.
Setiap ada yang memberi sedekah, sang anak dengan bimbingan sang ibu akan tersenyum dan mengucapkan "terima kasih" dengan susah payah....
Dan mereka pun akan tersenyum manis dan bahagia, setiap orang yang bersedekah, membalas senyum mereka...Duh, jarang melihat senyum ikhlas pengemis di jaman yang semakin menggila ini….

Medio Feb-Mar 2008, ketika Ibunda saya terbaring di ICU, saya kerap meminta mereka mendoakan Ibu saya sembari memberikan sedikit sedekah....
Saya teringat makbulnya doa-doa orang seperti mereka....
Setiap saya utarakan hal tersebut, sang Ibu akan berucap..."Allah Maha Tahu Bu...." Amiin

Waktu terus berlalu, dan rutinitas itupun seperti saat yang ditunggu-tunggu, baik olehku maupun oleh Ibu dan anak tsb....
Mereka akan berlari-lari kecil ketika mobil kami mendekat, dan terjadilah interaksi yang ‘indah’ di antara kita…

Tak terasa, Mama-pun dipanggil oleh Yang Maha Kuasa....
Dan kusampaikan berita tersebut ke Ibu Pengemis di suatu sore....

Ternyata, ucapannya membuatku makin miris "Iya...Bu, suami saya pun dipanggil Allah Agustus tahun lalu"...
Astaghfirullah al'adziim.... Terbayang di wajah saya.... bagaimana sulitnya beliau membesarkan anaknya yang cacat mental setelah ditinggal suami...
Mungkin ia ingin bekerja, tapi dia tidak bisa meninggalkan anaknya....
Berapa banyak orang yang mengetahui hal tersebut?
Berapa banyak orang yang 'ridho' memberinya sedekah melihat penampilannya yang tidak kumal?

"Orang yg mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tdk merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yg tdk berbuka". HR Al Bukhari

Ternyata kita hanya mampu berpendapat, tanpa mengetahui kehidupan mereka sebenarnya....

Kini semuanya kembali kepada diri kita masing-masing.....
Janganlah berprasangka buruk kepada pengemis-pengemis itu.... kita tidak tahu apa yang mereka hadapi....

Daripada mencibir dan menimbulkan dosa, lebih baik diam...
Atau berikanlah sedekah dan doa agar hidup mereka berkah dan dimudahkan.
Insya Allah, pahala akan kita raih....

"Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain" HR Ahmad

Memang banyak orang yang pura-pura jadi pengemis...
Namun bisakah kita membedakannya mana yang benar dan mana yang bukan?
Jangan-jangan dengan berprasangka buruk dan menghindar mensedekahkan harta, kita telah melewatkan rahmah dari Allah melalui pengemis tersebut.....

Allah Tabaraka wata'ala berfirman (hadist Qudsi): "Hai anak Adam infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku akan memberikan nafkah kepadamu." HR Muslim

Insya Allah

Tidak ada komentar: