Rabu, Desember 12, 2007

Mitos VS Agama

Sabtu pagi sekali telepon berdering.... ah rupanya kakak saya menelepon....
Saya sempat kaget juga, tumben-tumbenan dia telepon pagi... biasanya masih pada di tempat tidur... bermalas-malasan setelah seminggu bekerja di kantor..

Rupanya ada kabar penting yang harus dia sampaikan. Saudara kami menelepon mengabarkan bahwa anak dia telah melahirkan anak pertamanya...

Ahh, pasti saudara kami gembira sekali mendapat kabar tersebut. Anak satu-satunya dan yang pasti cucu pertamanya...

Tapi apa yang kami dengar sangat mengangetkah... Astaghfirullah bayi tersebut hanya lahir seberat 2 kg, tidak punya telinga, sedangka kaki, tangan cacat!... Bayinya sendiri dalam keadaan sehat...

Apa gerangan yang sedang terjadi? Mengapa Allah mengujinya dengan cobaan yang sangat berat ini ?

Saya mencoba untuk mengurut-ngurut kembali kejadian yang menimpa keluarga tersebut.

Pernikahan keponakan kami tersebut sebenarnya sangat ditentang oleh orang tuanya. Mengapa??? karena calon suaminya adalah sepupu kandungnya sendiri, alias anak dari kakak istri saudara kami.

Tapi ada daya segala upaya telah dilakukan oleh orang tuanya untuk memisahkan mereka, namun mereka sepertinya sudah tidak bisa dipisahkan lagi...

Saudara kami sempat berdiskusi dengan kami menanyakan kemungkinan menikah dalam satu garis darah. Dan jawaban kami adalah, agama tidak melarang hal tersebut (hub. orang tuanya kakak beradik perempuan), tetapi tidak menganjurkan. Namun secara ilmiah, disarankan sebaiknya untuk mengecek darah dahulu, karena yang dikawatirkan adalah apabila mempunyai gen 'jelek' (riwayat sakit turunan) dikawatirkan bayinya akan mempunyai probabilita lebih besar untuk lahir dalam keadaan cacat.

Ternyata cinta mereka tidak dapat dirubah……

Dengan berpegang pada Allah SWT mereka tetap jalan. Mereka bilang semuanya Allah yang mengatur.... Saya sendiri kagum dan bangga dengan mereka…. Mereka sepertinya telah siap untuk menerima segala resiko.

Apa yang kemudian mereka lakukan adalah yang terbaik untuk si bayi, mereka segera mempersiapkan perawatan yang terbaik untuk bayi dan menjadi orang tua yang terbaik buat sang anak…apapun bentuk fisik sang anak, mereka seperti tetap tegar untuk menjalaninya…….

Di hari ke 3 ketika bayi sudah harus mulai menyerap nutrisi, semuanya terasa sulit… enzim pencernaan bayi belum siap. Setiap suster mencoba untuk memasukkan nutrisi, 100% nutrisi tersebut dikeluarkan kembali…. Dokter berkata kepada mereka bahwa kondisi bayi mungkin akan sulit, dan kritis…Mereka hanya dapat berusaha.

Minggu maghrib, ketika adik dan Ibu saya menjenguk ke sana, saya menunggu di rumah dengan harap-harap cemas…. Akankah sang bayi dapat menerima nutrisi ?

Beberapa saat menjelang maghrib, tiba-tiba suara burung ‘kematian’ terdengar… Saya bertanya kepada suami
“Yah,.. waktu aku di pancoran, setiap suara burung itu terdengar, kami cemas dan kuatir, karena biasanya akan ada berita duka cita…..”.
Semakin saya dengar suara burung itu semakin terusik hati ini, bagaimana dengan nasib sang bayi ???

Akhirnya adzan maghribpun terdengar, dan suara burung kematian semakin lama semakin menghilang…..
Kemudian suara burung tersebut digantikan oleh suara HP saya yang berdering, ,………ternyata dari adik saya….. “Inna lillahi wa inna illaihi rojiun.”…… Allah telah memberikan yang terbaik buat semuanya…"

Sang bayi telah kembali ke pemilikNya…. Dan ayah-ibu sang bayi sebagai penerima amanah telah mendapat pelajaran berharga…. Kesabaran dan ikhtiar mereka telah teruji… bahwa mereka percaya kepada kasih Allah SWT….

Akhirnya, apa yang dapat kita ambil dari hikmah kehidupan ini adalah Semua Allah SWAT yang mengatur, namun kita diberi kesempatan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan bijakasana....dan mengambil pelajaran darinya

Tidak ada komentar: